Duet host dan reporter dalam kelompok ini mencoba menyajikan berita olahraga secara berbeda. Hindari kekakuan. Karena tidak live ‘beneran’, jangan ragu ‘take’ ulang demi sebuah kesempurnaan.
Kelompok dalam Ujian Tengah Semester mata kuliah Jurnalistik Televisi Universitas Multimedia Nusantara ini mencoba menampilkan berita olahraga dalam kemasan berbeda. Catherine Gladys alias Keke berperan sebagai host, Dian Mardiah menjadi reporter on cam di lapangan, dengan Almas Jeihan serta Angelia sebagai camerapersons, editor, dan produser.
Tampil di tengah keramaian penonton pra kualifikasi Piala Asia U-23 di Stadion Gelora Bung Karno Senayan jelang laga pamungkas Indonesia melawan Korsel, video ini diawali dengan penampilan Keke di studio. Melihat suasana di ‘studio’ yang terkesan santai, dan pakaian Keke pun casual, lebih tepat jika berita ini masuk dalam format magazine atau berita mingguan ala Galeri Sepakbola Nasionalnya Trans 7, Spirit Footballnya Metro TV atau Kampiun-nya ANTV.
Kalau memang suasana studio di-set sebagai acara mingguan (dengan blocking dan busana terkesan tak formal) maka berita yang dibawakan pun harusnya bernuansa feature alias timeless. Sayang, yang dibawakan Dian di sini adalah berita live, selayaknya daily bulletin. Untuk membawakan berita straight news pun, Dian Mardiah sebaiknya memperbaiki penampilannya agar tak terkesan kaku. Meski membawa narasumber (sekeluarga lagi) jangan ragu meminta kesempatan take ulang jika memang belum puas.
Selebihnya, insert visual yang menunjukkan meriahnya penonton di area pintu masuk GBK cukup cantik. Sayang, gambar yang diambil dari atas itu hanya ditampilkan sekilas, dan kurang dieksplorasi keberadaannya dalam liputan kali ini.
Kesan liputan
Mereka berkisah, sebenarnya liputan jelang pertandingan sepakbola Indonesia melawan Korsel ini merupakan liputan kedua. “Beberapa hari sebelumnya kami sempat melakukan live reportI, tapi karena kendala teknis, kami memutuskan untuk mengulangnya,” kata Dian. Suasana hujan dan sibuk mengamankan barang bawaan membuat mereka lupa melakukan closing pada live report pertama, sehingga kelompok ini melakukan take ulang pada momen yang lain.
“Anggota tim pun kami rotasi. Awalnya Jeihan sebagai host, tapi karena mendadak grogi, peran itu diambil alih Keke,” papar Angelia, sang produser. Dalam pengerjaan tugas ini, kelompoknya membawa dua kamera SLR, mic tambahan, monopot, dan dua tripot.
“Benar-benar seru. Capek sih sampai dua kali shooting, tapi kami bertekad melakukan yang terbaik,” ungkap Jeihan. Semoga, kurang matangnya perencanaan serta eksekusi dalam proses produksi bisa ditebus dalam tugas live berikutnya di Ujian Akhir Semester mendatang.