Bicara Pepeng adalah bicara seorang dengan panggilan tinggi pada profesinya. Hingga akhir hayat, ia tak kenal dua kata: menyerah dan mengeluh.
http://www.youtube.com/watch?v=foRKDMgFZR4
Nama aslinya Ferrasta Soebardi, publik lebih mengenalnya sebagai Pepeng, kelahiran Sumenep, 23 September 1954 dan meninggal dunia pagi tadi (6/5) di Cinere, Depok setelah sepuluh tahun bergulat dalam lumpuh.
Sebagai komedian, karir melucunya naik sejak memenangi Lomba Lawak Mahasiswa pada tahun 1978 sebagai juara pertama. Pepeng mengalahkan Krisna Purwana yang menjadi juara kedua dan Nana Krip di posisi ketiga. Mereka kemudian membentuk grup lawak bernama Bahana Joke, FKR 246, GMselo dan Sersan Prambors, sesuai nama sebuah program di Radio Prambanan Borobudur alias Prambors. Sukses di kancah musik humor, dunia film kemudian dirambah Pepeng. Film yang dibintanginya antara lain Rojali dan Juleha (1979), Sama-Sama Enak (1986) dan Anunya Kamu (1986).
Pernah bekerja kantoran di Bank Pinaesaan (1988), dan Bakrie Brothers (1989), nama Pepeng kembali mencuat pada 1992 dan langsung bikin heboh. Dia muncul dengan gayanya yang ekstrem dalam membawakan sebuah acara kuis. Padahal waktu itu seorang pembawa acara kuis selalu tampil dengan elegan. Kuis itu dikenal dengan nama Telekuis ‘Jari-Jari’, sebuah program acara interaktif melalui telepon selama tiga menit di layar kaca RCTI.
Sejak Juli 2005, ayah empat anak ini terkena multiple sclerosis yang mengharuskannya memakai kursi roda. Multiple sclerosis (MS) merupakan penyakit autoimun yang menyerang selubung pelindung (myelin) —zat lemak yang melapisi dan melindungi serat saraf di otak dan sumsum tulang belakang.Toh demikian, pemilik motto ‘Pantang Mati Sebelum Ajal’ ini dapat menyelesaikan studi S-2nya di Pasca Sarjana Psikologi Universitas Indonesia, jurusan Intervensi Sosial. Berbaring di atas ranjang ia tekun mengerjakan tugas akhir dan menyebut dirinya sebagai sampai menyebut ‘bed man’, plesetan Batman.
Why me?
Pria yang pada Pemilu 2004 menjadi caleg PKS untuk daerah pemilihan Madura ini pernah berucap tentang penyakit langkanya, “Saya bukan superhero, saya juga sering menengadah dan bertanya pada Tuhan: why me? Tapi Tuhan kemudian melihat ke bawah dan menjawab: why not?”
Pepeng tak marah saat dijadikan bahan ledekan. Lihatlah video itu, saat Soleh Solihun membanyol, “Karena ini edisi special, tak hanya yang stand-up yang boleh berkomedi, tapi juga yang lay-down.”
Perjalanan Pepeng hingga napas terakhirnya juga memberi pelajaran tentang ketabahan seorang Utami Mariam Siti Aisyah, isterinya. Sebelum menikah pada 30 Oktober 1983, Utami tidak langsung tertarik pada Pepeng. Tipenya adalah seperti Richard Gere. “Putih, bersih, wangi,” begitu tulis Utami dalam bukunya, That’s All yang ditulis setelah pernikahannya dengan Pepeng menginjak usia 25 tahun.
Ternyata Utami tak bisa memungkiri jodoh dan takdir. Pepeng, lelaki yang semula disebutnya aneh dan tebar pesona, menjadi suaminya. Pernikahan mereka terus langgeng, meski multiple sclerosis menggerogoti saraf pusat Pepeng.
“Kami yakin, kesulitan baru yang Allah berikan ini akan menumbuhkan semacam pohon hikmah yang buahnya bisa kami petik sebagai pelajaran. Pengalaman kami ini mungkin bisa menjadi motivasi, bahwa bagaimana pun pahitnya hidup harus kita rasakan,” tulis Utami mengungkapkan. Ia begitu kuat.
Dalam kondisi sakit, Ferrasta Soebardi muncul di acara talk show ‘Ketemu Pepeng’-nya Tv One. Pun Pepeng bersedia tampil sebagai komedian. Bicara Pepeng, bicara totalitas sebuah profesi.