Dengan pilihan sudut pandang (angle) yang jelas, maka liputan bisa terfokus pada tema yang spesifik.
Sebagaimana kelompok lain, Gilang Fajar, Robin Boy, Ridi Khan dan Laura Felicia meliput latihan timnas Indonesia di lapangan Sekolah Pelita Harapan, Karawaci, sebagai bagian dari Ujian Tengah Semester mata kuliah Jurnalistik TV Universitas Multimedia Nusantara. Yang salut dari tim ini, eksekusi dan pasca produksi dilakukan dengan angle terkonsep matang.
Memang, membuat sebuah angle liputan tak perlu muluk-muluk. Yang penting fokus, sesuai sasaran, dan dapat dieksekusi dengan ciamik. Maka, pilihan pada mewawancarai penonton tentang kesan mereka terhadap timnas ‘baru’ era Luis Milla menjadi rasional.
Kemasan kelompok ini menjadi menarik, karena footage gambar cukup disertai suara voice over (narrator/dubber) yang ‘empuk’ dan khas buat siaran televisi. Kalaupun ada kurangnya, mungkin pada gambar penonton yang kurang variatif. Kurang gambar ‘wide’ terhadap situasi penonton di pinggir lapangan, serta bagaimana gerak-gerik penonton antusias menyaksikan latihan itu. Visual Taufik mengabadikan latihan dengan kamera gawainya itu bagus, coba bisa lebih di-‘close’. Selain itu, CG pun jangan hanya diberi nama orang (ingat, sebaiknya nama minimal dua kata) tapi beri juga atribusi di bawahnya sebagai ‘Warga Tangerang’ atau ‘Pendukung Timnas’.
Penampilan Gilang untuk PTC sudah oke, sebenarnya. Masukannya cuma satu: busana yang proper. Dengan memakai t-shirt bola dan tas diselempangkan, apalagi tanpa mike/recorder di tangan, sekilas susah membedakan, apakah Gilang tampil sebagai reporter atau dia bagian dari ‘vox pop’.
Sempat terpikir angle lain
Dalam peliputan sampai dua hari turun lapangan ini, Ridi Khan berkisah, awalnya mereka ingin mengangkat angle ketatnya keamanan di kompleks Sekolah Pelita Harapan dalam menjaga latihan timnas. “Namun, akhirnya kami mengubah menjadi antusiasme para pendukung timnas terkait datangnya Luis Milla, gaya bermain yang baru, serta harapan untuk timnas kedepannya,” kata Ridi, sang juru kamera dan editor.
Kesalahan-kesalahan mereka masih dibilang normal untuk taraf mahasiswa yang berlatih terjun ke lapangan. Misalnya, keliru dalam take PTC, atau lensa kamera yang kurang tajam. Salah berulang kali dalam membuat PTC. “Kami juga sulit saat bertanya ke asisten pelatih Bima Sakti di tengah kerumunan wartawan,” papar Laura.
Robin menyatakan, Pada akhirnya mereka mengambil angle komentar para penonton yang hadir menyaksikan latihan dari luar sekolah. “Kebanyakan orang sempat menolak untuk kami wawancara, tetapi kami akhirnya berhasil mendapatkan komentar dari dua orang yang bersedia untuk direkam,” katanya.