Hari ini, pemerintahan Presiden Jokowi dan Wapres JK tepat berusia tiga tahun. Berbeda dengan tahun pertama yang fokus pada ‘pondasi ekonomi’ dan tahun kedua berpusat pada ‘akselerasi atau percepatan ekonomi’ maka pada tahun ketiga, Presiden Jokowi menekankan arah pembangunan pada ‘pemerataan ekonomi yang berkeadilan’.
Pada tahun ketiga ini, Presiden Jokowi menegaskan janji kampanyenya yang dikemas dalam ‘Nawacita, Jalan Perubahan untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian’.
Di antara sembilan janji perubahan terbungkus dalam ‘Nawacita’ itu, jelas sekali butir ketiga menyebut: ‘Membangun Indonesia dari pinggiran, dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan’.
Ketimpangan ekonomi, rasa iri bisa menjadi pemantik kuat untuk perpecahan. Benih-benih merasa tak diperhatikan dari sentra ekonomi dapat membuat daerah-daerah yang jauh dari episentrum perputaran uang merasa diabaikan.
Karena itu, Presiden Jokowi menegaskan bahwa “Tahun 2017 merupakan tahun bersama untuk pemerataan ekonomi yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Sebagaimana disampaikan pada Pidato Kenegaraan Hari Ulang Tahun ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2017 Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI, 16 Agustus silam, Presiden Jokowi menyatakan keinginannya agar seluruh rakyat Indonesia, di seluruh pelosok tanah air bisa merasakan manfaat dari pembangunan. Rakyat di Aceh, di Papua, Pulau Miangas dan Pulau Rote bisa menikmati hasil-hasil pembangunan secara merata.
“Kita ingin para petani, nelayan, buruh,ulama, pedagang pasar, tokoh agama, guru, aparatur sipil negara, TNI, POLRI, pers, budayawan, mahasiswa dan lainnya bisa bergerak bersama, maju bersama, sejahtera bersama,” kata Presiden Jokowi, yang saat itu menggarisbawahi, Pemerintah tidak ingin kesejahteraan hanya dinikmati oleh seseorang atau sekelompok orang.
Presiden Jokowi memberi garis tebal, janji kemerdekaan harus segera diwujudkan, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut mewujudkan ketertiban dunia.
“Ke sanalah kita bergerak. Dalam tiga tahun terakhir ini, Pemerintah fokus untuk memerangi kemiskinan, menekan ketimpangan dan mengurangi pengangguran,” terang Presiden.
Dengan pembangunan tol tak hanya di Jawa, rencana jalur KA di Kalimantan dan Sulawesi, mewujudkan Trans Papua dan BBM Satu Harga yang sepertinya mustahil, Presiden Jokowi menegaskan bahwa rakyat Aceh, Papua, Miangas dan Rote punya status yang sama terhormatnya sebagai warga negara Indonesia. Indonesia bukan hanya Jawa, Indonesia bukan hanya Jakarta.
Konsep ‘Indonesia Sentris’, ‘Pemerataan Pembangunan’ dan ‘Membangun dari Pinggiran’ menunjukkan bahwa kita semua bersaudara. Tak ada yang dianakemaskan melebihi dari yang lain. Karena IND-ONE-SIA, Indonesia adalah Satu yang tak terbagi…
Sebagaimana ditayangkan di http://tz.ucweb.com/10_2cnKk