Salah satu yang ‘dikeluhkan’ para jurnalis pemula berlabel mahasiswa dalam pengambilan gambar dan pencarian berita topik pembangunan infrastruktur ini adalah menghadapi izin peliputan.
Dalam project Ujian Tengah Semester mata kuliah ‘Produksi Program Televisi’, mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara mendapat tugas membuat hard news terkait liputan infrastruktur. Topiknya bisa persiapan Asian Games, Skytrain Bandara Soekarno-Hatta, koridor baru Trans Jakarta, MRT dan lain-lain.
Eveline Wiharta, Yashinta Sari, Dara Elisabeth, Farah Melinda dan Bilan Clara memilih topik Skytrain atau kereta penghubung antar bandara di Soetta sebagai topik hard news dan live. Hanya saja, paket mereka tak lengkap. Tak ada narasumber bisa dikutip soundbytenya dalam paket pengantar live, sementara wawancara dengan petugas terkait sudah di-setting masuk dalam bagian live.
Mereka sudah mencoba mewawancarai beberapa penumpang, tapi ada saja kendala, entah karena malu, atau terburu-buru. Jadilah, wajah Dara muncul dua kali, yakni PTC dalam paket pengantar dan saat toss live menuju duo anchor Eveline dan Yashinta.
Bagaimanapun, perjuangan mereka –dengan rumitnya birokrasi mengusung nama ‘tv tidak terkenal’ bisa mewawancarai petugas patut diacungi jempol. Beruntung juga Rezi Adiputra, bagian pelayanan pelanggan PT Angkasa Putra II berkenan menjawab pertanyaan ‘Sabtu News’ dengan lugas, tanpa membeda-bedakan apakah yang mewawancarainya media mainstream atau bukan.
Jadilah, pertanyaan mengapa Skytrain belum bisa beroeprasi 24 jam dan masih digunakannya sumber daya manusia pada kereta otomatis itu bisa terjawab. Gambar-gambar tim ini pada footage Skytrain dan visual di sekitar Bandara Soetta juga cukup lengkap.
Liputan Bilan dan tim dalam feature ‘Banana Nugget’ sudah bagus. Tinggal memperbanyak gambar detail dan menguatkan CG. Transisi menuju jawaban pelanggan juga terlihat sedikit kasar.
Cerita peliput
Yashinta berkisah, ia tidak akan melupakan betapa hopelessnya tidak mendapatkan narasumber (terutama penumpang) yang mau diwawancarai di dalam maupun luar Skytrain. “Beberapa kali kami bolak-balik di dalam Skytain dari terminal 3 ke terminal 2 lalu balik lagi ke terminal 3 dan begitu terus. Apalagi mengingat bagian saya menahan posisi kuda-kuda untuk take reporter (Dara) di dalam Skytrain. Malu juga karena dilihat oleh penumpang Skytain yang beberapa adalah pegawai di bandara.” kenangnya. What an effort!
Eveline mengatakan, memang liputan bikin capek. “Tapi seru!,” katanya.
Sementara itu, masukan utama dari kelompok ini yakni bagaimana menjaga soliditas tim. Menjaga keutuhan kelompok tanpa ada rasa iri karena yang satu mengerjakan porsi yang lebih banyak dari yang lain. Yang satu bekerja, yang lain sibuk main ‘line’.
Because we are superteam, not superman or superwoman…