Berbeda dengan kelompok lain, tim ini memilih tema live dari acara perpisahan dan pelepasan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Perbedaan pemilihan tema hard news boleh-boleh saja. Asal dikemas secara serius, baik saat eksekusi maupun pasca produksi. Michael Josua, Greenado Karol, Azmy Gilang, Rizky Pahlevi dan Franny Fransisca memilih acara pelepasan Djarot Saiful Hidayat sebagai Gubernur DKI Jakarta di Lapangan Banteng, sebagai tema liputan hard news dan live.
Oke sekali garapan tim ‘Nusantara Berjaya’ ini ini. Diambil dengan total, sepertinya mereka lebih dari dua jam di lokasi acara, dan hasil yang memadai. Pencahayaan yang bagus di tengah liputan malam, dan juga keputusan memilih bulletin ‘Nusantara Malam’ disesuaikan dengan acara itu. Footage yang tampil pun disesuaikan dengan narasi yang disampaikan, baik saat paket pengantar maupun live. Demikian pula pengisian Chargen yang relatif kuat, mempertegas isi berita.
Kalaupun ada masukan, yakni saat reporter live menyebut nama Djarot dengan tambahan ‘Bapak’, yang semestinya tak perlu. Mengingat asas kesetaraan antara jurnalis dan narasumber, sebaiknya Michael menyebut saja langsung nama Djarot, atau pakai sebutan ‘Gubernur DKI’, ‘Gubernur Djarot’.
Gambar-gambar kuat juga jadi jualan paket feature tentang rokok elektrik alias vape. Bagaimana uap bisa keluar, tapi tidak memperburuk, namun justru mempercantik paket ini. Gaya bertutur Rizky (gaya saya) juga menarik. Meski harusnya di Chargen ditulis nama minimal dua kata, baik Rizky sebagai reporter maupun Andri sebagai narasumber.
Sayang, eksplore terkait footage gambar lomba-lomba menarik itu seharusnya bisa lebih dioptimalkan.
Pengalaman berharga
Meski pengerjaan pasca produksi bisa dibilang lebih baik dibandingkan kelompok lain, Michael Josua tetap merendah. “Kami belum memiliki ilmu yang mumpuni untuk membuat bumper, CG, dan segala jenisnya,” katanya.
Sementara itu, sebagai news presenter, Greenado Karol mengungkapkan kendala sulit mencari tempat untuk melakukan shooting news anchor. “Hal itu disebabkan karena kami memulai shooting pada siang menuju sore, sedangkan tema yang kami ambil merupakan berita malam hari,” jelasnya. Mereka pun menunggu waktu hingga malam tiba.
Namun, hambatan lain datang saat laptop dijadikan alat untuk melihat script ketika Greenado membawa berita. “Hal itu menyebabkan gerak-gerik mata saya terlihat tidak stabil dan cenderung naik turun. Semoga kendala dan hambatan ini dapat menjadi pembelajaran bagi saya agar lebih prepare secara matang ketika ingin melakukan pengambilan gambar di kesempatan lain,” harapnya.
Azmy Gilang, campers saat liputan vape menceritakan pengalamannya liputan di Kemayoran. “Awalnya mengamati situasi acara, karena venue cukup luas dan ramai pengunjung. Setelah memahami situasi kondisi acara, saya langsung berkoordinasi dengan tim untuk pengambilan gambar sesuai dengan yang telah ditentukan,” kisahnya.
Demikian pula ungkap Rizky, reporter PTC di paket feature ini. “Saat pengambilan gambar terkadang gambar sering bocor karena banyaknya orang yang lewat secara tiba-tiba sehingga kami harus berkali-kali mengulang gambar,” urainya. Pada sesi wawancara, mereka kebingungan untuk mendapatkan suara yang jelas karena suasana di lokasi sangat gaduh sehingga kesulitan mencari audio yang pas. “Di sini kreativitas kami diuji dengan memanfaatkan alat-alat seadanya. Dengan perekam suara hp, kami dapat menstabilkan suara rekaman wawancara,” paparnya.