Pidato Donald Trump dalam forum pertemuan para pemimpin APEC di Da Nang, Vietnam, cukup menggemparkan. Pidato Trump ini kemudian jadi viral. Bahkan, saat awal mendengarnya, saya mengucek-ucek mata. Ini bener pidato Trump di Forum APEC di Vietnam? Atau dia tidak salah teks? Karena yang dibicarakan kok Indonesia.
Jika diterjemahkan, pidato Presiden Amerika Serikat itu begini,
“Sebuah kehormatan berada di sini, di Vietnam, di jantung Indo Pasifik untuk menghadap orang orang dan pemimpin bisnis di kawasan ini.
Dan itu sangat mengesankan…
Cerita yang sama….. perubahan yang luar biasa yang telah kita lihat di seluruh wilayah…
Indonesia selama beberapa dekade telah membangun negeri dan institusi demokratis untuk memerintah wilayah yang luas.
Wilayah dengan lebih dari 13 ribu pulau.
Sejak tahun 1990 orang Indonesia telah mengangkat diri mereka dari kemiskinan, menjadi salah satu negara yang paling cepat perkembangannya di antara negara-negara G20.
Hari ini Indonesia adalah negara demokrasi ketiga terbesar di bumi.
Dan itu sangat mengesankan.
Terima kasih dan Tuhan berkati.
Tuhan berkati wilayah Pasifik dan Tuhan berkati Amerika Serikat.
Terima kasih..”
Hadirin pun bertepuktangan meriah, sesaat sejak presiden ke-45 AS itu berseru, “God Bless America..”
Pidato ini kemudian jadi viral di Indonesia, karena Trump yang biasanya isi pidato maupun twitternya marah-marah, tumben baik dan memuji Indonesia. Dalam forum internasional lagi.
Tapi, faktanya, Indonesia adalah ‘sesuatu’. Negara kita benar-benar sedang ’emerging’, menjadi sebuah kekuatan ekonomi dan bisnis sendiri, di Pasifik utamanya.
Sudah sepatutnya, pidato Trump yang disampaikan di forum internasional ini menjadi pelecut. Sebuah apresiasi, sekaligus stimulan dan katalisator menuju Indonesia yang lebih baik. Presiden Jokowi dan delegasi Indonesia pun bisa meninggalkan Viet Nam -menuju agenda berikutnya yakni KTT ASEAN di Da Nang- dengan kepala tegak.
Tentu. pujian itu tak lantas membuat kita terlena, tapi menjadikannya sebagai acuan untuk terus berlari: kerja, kerja, dan kerja. Menjaga stabilitas politik di tahun politik 20-18-2019, agar kekuatan demokratis bisa sebanding dengan terwujudnya kesejahteraan rakyat.
Sebagaimana ditayangkan di http://tz.ucweb.com/11_2rTgF