Pekan lalu, Presiden Jokowi kembali mencatatkan pencapaian membereskan proyek-proyek mangkrak. Kali ini, saat Jumat, 3 November 2017 lalu meresmikan pengoperasian jalan tol Becakayu yang menghubungkan Bekasi, Cawang, dan Kampung Melayu.
Ruas jalan yang siap dioperasikan ini merupakan seksi 1B yang menghubungkan Cipinang Melayu dan Pangkalan Jati serta seksi 1C yang menghubungkan Pangkalan Jati dan Jaka Sampurna. Ada bonus dua pekan gratis bagi para pengguna jasanya.
“Jadi besok Becakayu sudah bisa dipakai yang panjangnya kurang lebih 8 kilometer. Paling tidak ini mengurai kemacetan yang telah bertahun-tahun ada,” kata Presiden saat peresmian.
Menurut Presiden, pembangunan jalan tol Becakayu sudah mangkrak sejak dua puluhan tahun lalu. Maka itu, pemerintahannya akan terus melakukan pembangunan tol tersebut hingga tuntas.
“Nanti akan diteruskan ke Tambun ke Bekasi Barat. Akan diteruskan. Sehingga akses dari Jakarta ke Bekasi akan semakin lancar,” ujarnya.
Yang menarik dari peresmian jalan tol yang mangkrak 16 tahun itu, Presiden langsung mencoba ruas Becakayu dengan menggunakan sebuah jip dan diikuti oleh iring-iringan mobil jip lainnya.
Kisah Jokowi meresmikan proyek-proyek mangkrak memang bukan kali pertama. Baik sebagai gubernur, maupun presiden. Dalam pembangunan Tol Jakarta Outter Ring Road (JORR), sebagai Gubernur DKI Jakarta, Jokowi berdialog dengan warga Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, untuk menyelesaikan proyek Jalan Tol JORR W2 Kebon Jeruk-Ulujami.
Melalui ‘diplomasi makan siang’ sebagaimana jurusnya saat menyelesaikan pemindahan pedagang kaki lima di Solo, sengketa lahan proyek Tol JORR pun tuntas. Dalam beberapa kali presentasi di depan para pemimpin dunia, Presiden Jokowi menyebut keberhasilannya dalam musyarawah kasus tanah JORR ini.
Demikian pula dalam kasus pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Nusa Tenggara Barat, yang tertunda 29 tahun. Meski sempat menimbulkan polemik di dunia maya, bahkan Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono langsung mengunggah foto lawas kegiatannya di lokasi serupa, tuntasnya pembangunan di kawasan perekonomian wisata NTB menjadi pencapaian besar.
Masalah memang bukan hanya mengawali dan mengawal, tapi bagaimana menuntaskan, dan memastikannya bermanfaat bagi masyarakat.
Sebagaimana ditayangkan di http://tz.ucweb.com/11_1UmIP