Aksi Bernyali Jokowi di Cox Basar dan Kabul

Hari Minggu ini, sekretaris Kabinet Pramono Anung mengunggah cuitan di akun twitternya.

“Presiden @jokowi saat ini mengunjungi pengungsi Rohingnya di Cox’s Bazar Banglades dan memberikan bantuan kemanusiaan atas nama Pemerintah dan Rakyat Indonesia. Presiden Jokowi merupakan, Pemimpin Asia pertama yg mengunjungi Kamp Pengungsi di Cox’s Bazar #Mengharukan”

Bersama beberapa pejabat lain, di antaranya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Koordinator Staf Khusus Teten Masduki, Presiden Jokowi menggelar kunjungan ke lima negara selama enam hari. Dari Srilanka, India, Pakistan, Bangladesh dan Afghanistan.

Dari lima destinasi negara-negara Asia Selatan itu, ada dua hal yang menonjol. Ke Bangladesh, tak hanya di Dhaka, tapi juga meninjau kamp pengungsi korban konflik Rakhine State di Cox’s Bazar serta ke Kabul Afghanistan yang baru beberapa hari dilanda serangan bom mobil menewaskan puluhan orang.

Di Bangladesh, Presiden Jokowi menepati janjinya. Selama ini memang Indonesia rutin mengirim bantuan kepada pengungsi Rakhine State. Pernah lewat udara -melalui Lanud Halim Perdanakusuma, tapi juga pernah via laut, berangkat dari Pelabuhan Tanjung Priok.

Karena itu, pada kunjungan ke Bangladesh kali ini, Presiden Jokowi tak hanya bertemu Presiden Bangladesh Abdul Hamid dan Menteri Luar Negeri Abul Hasan Hassan Mahmood Ali, tapi juga -dalam rombongan terbatas- datang ke Cox’z Bazar.

Akun Facebook resmi Presiden Jokowi menulis, “Tak sampai sejam terbang dari Dhaka ke Bandar Udara Cox’s Bazar, lalu satu jam menempuh 70 kilometer perjalanan darat dengan mobil, saya dan Ibu Negara akhirnya tiba di kamp pengungsi dari Rakhine State di Bangladesh.

Inilah Kamp Jamtoli, satu dari 12 kamp pengungsi Rohingya di sekitar Cox’s Bazar. Sejauh mata memandang, yang terlihat adalah tenda-tenda pengungsi seadanya, menyebar di area yang mirip perbukitan. Sedikitnya 50.000 orang pengungsi hidup di sini, dari sekitar 650.000 pengungsi asal Rakhine State di Bangladesh.

Di kamp Jamtoli terdapat para relawan gabungan dari Indonesia yang mengelola klinik kesehatan dan juga mendistribusikan bantuan dari Tanah Air untuk para pengungsi. Di sini saya menyerahkan bantuan tambahan berupa pakaian, selimut, makanan serta peralatan penjernihan air.”

Presiden Jokowi membuktikan, ia menepati janjinya. Tak hanya kata-kata, tapi juga walk the talk. Para pengungsi korban konflik itu tak hanya butuh teriakan-teriakan dalam aksi demo, tapi juga empati langsung. Pengiriman bantuan serta ditengok secara langsung.

Selanjutnya, kita berdoa agar plan Presiden Jokowi menuju Afghanistan -sebagai negara terakhir dalam rangkaian lawatannya kali ini- aman sentosa. Beberapa hari lalu, sebuah bom bunuh diri di pusat ibukota Kabul Afghanistan menewaskan 95 orang dan menyebabkan 158 orang lainnya terluka.

Saat itu, penyerang mengemudikan sebuah ambulans yang berisi bahan peledak melewati sebuah pos pemeriksaan polisi di sebuah zona aman, di kawasan kantor -kantor pemerintah dan juga kedutaan besar negara asing.

BBC Indonesia menyebutkan, Taliban mengatakan mereka melakukan serangan, yang paling menyebabkan banyak korban dalam beberapa bulan terakhir. Tak heran, lalu muncul meme yang menunjukkan Presiden Jokowi harus dikawal tokoh fiktif penyelamat manusia, agar aman melewati daerah bahaya.

Kunjungan ke Afghanistan sangat penting. Selama ini -dalam beberapa kali bertemu rakyat di daerah- Presiden Jokowi sering mengutip pernyataan Presiden Ashraf Ghani yang menyatakan betapa kagumnya Afghanistan pada Indonesia.

“Saat bertemu Presiden Afghanistan, setelah saya sampaikan bahwa negara kita memiliki 714 suku, lebih dari 17 ribu pulau, beliau sangat kaget, tidak menyangka bahwa negara kita sebesar itu,” kata Presiden Jokowi dalam sebuah kuliah umum di Kupang. Kalimat itu sering dikutipnya, baik di pesantren, maupun dalam penyerahan bantuan sosial dan sertifikat tanah di daerah.

Presiden Jokowi melanjutkan, Ashraf Ghani berpesan untuk berhati-hati, karena 714 suku dengan agama yang berbeda-beda bukan jumlah yang kecil,. “Afgahanistan hanya tujuh suku, hampir 100 persen agamanya sama, namun seketar 40 tahun yang lalu karena dua suku yang berbeda bersengketa sampai sekarang tidak pernah selesai,” kata Jokowi. Karena itulah, berkunjung langsung ke tokoh yang sering menjadi inspirasi bahan pidato tentu sebuah hal wajib.

Presiden Jokowi terus berjalan. Bukan menantang bahaya. Tapi ada misi positif yang dibawa ke Bangladesh dan Afghanistan.

Sehat selalu, aman sentosa, menyertaimu, Mister President!

Seperti ditayangkan http://tz.ucweb.com/1_4OWcD

Leave a Reply

Your email address will not be published.