Viral berita itu begitu mudah menjadi makanan netizen. Para pendukung maupun penentang beramai-ramai mengutarakan pendapatnya, dan menyatakan aksinya. Konon, bahkan ada petisi mulai dibuat.
Pangkalnya adalah potongan video yang beredar luas yang menunjukkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dicegah turun ke lapangan rumput Stadion Gelora Bung Karno untuk turut bersukacita merayakan keberhasilan Persija Jakarta menjuarai Piala Presiden 2018. Sebuah prestasi besar, baru didapat Anies saat empat bulan jadi gubernur, sementara Persija sudah sejak 2001 tak pernah mencecap gelar berskala nasional.
Apa daya, Anies yang akan turun ke lapangan, dicegah oleh Pasukan Pengamanan Presiden. Berbagai spekulasi pun meruak. Inisiatif siapakah itu? Paspampres, panitia Piala Presiden, atau menang aturan protokolernya tak membolehkan?
Goreng-menggoreng analisis dan spekulasi pun terus muncul ke permukaan. Ada gambar Gubernur DKI era Ahok ikut turun ke lapangan di final Piala Presiden 2015, dan juga Walikota Bandung Ridwan Kamil yang timnya Persib jadi juara pada perhelatan perdana Piala Presiden itu. Ada pula yang mendadak menjadi pengamat politik menjelaskan, ini merupakan upaya dini mencegah popularitas Anies menjelang pertarungan pilpres yang pencalonannya berlangsung enam bulan lagi. Ah, berlebihan.
Dari Biro Pers Kementerian Sekretariat Negara muncul surat penjelasan resmi. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin menjelaskan, langkah anggota Paspampres mencegah Gubernur Jakarta Anies Baswedan untuk turun mendampingi Presiden merupakan prosedur pengamanan karena Paspampres berpegang pada daftar nama pendamping Presiden yang disiapkan panitia. Paspampres hanya mempersilakan nama-nama yang disebutkan oleh pembawa acara untuk turut mendampingi Presiden Joko Widodo.
Istana menegaskan, tidak ada arahan apapun dari Presiden untuk mencegah Anies.
Dijelaskan, mengingat acara ini bukan acara kenegaraan, panitia tidak mengikuti ketentuan protokoler kenegaraan mengenai tata cara pendampingan Presiden oleh Kepala Daerah.
Pun dengan visual disampaikan, selama pertandingan, Presiden Jokowi dan Gubernur Anies sangat menikmati jalannya pertandingan final. Keduanya menonton dengan rileks, sangat informal, serta akrab. Presiden menyampaikan selamat dan menyalami Anies saat Persija mencetak gol, terutama saat Marko Simic mencetak gol indah melalui ‘tendangan sepeda’ di penghujung babak pertama.
Saya yakin, Presiden Jokowi pun sedih kalau berita ini digoreng-goreng, bahkan sampai ada tuntutan ke arah hukum. Padahal, ia tak mau diadu-domba dengan siapapun, termasuk mantan menterinya yang kini jadi Gubernur DKI Jakarta.
Sudahlah, tak ada yang perlu diperpanjang. Presiden bergembira sepanjang pertandingan, mengucapkan selamat pada gubernur juara, dan juga bikin vlog dengan ceria. Adapun Anies, selamat menjadi gubernur yang kebetulan ada di sisi Persija saat tim ‘Macan Kemayoran’ kembali meraih prestasi kelas nasional.
Seperti ditayangkan di http://tz.ucweb.com/2_3XITx