Kantor Staf Presiden menyiapkan rangkaian talk show, diskusi nasional membahas tiga tahun pencapaian pemerintahan Presiden Jokowi-Wapres Jusuf Kalla. Saya bangga menjadi bagian dari ‘road show’ keliling kampus ini.
Tentu saja hal ini tidak pas disebut sebagai ‘kampanye dini’. Namun, lebih berkaca pada ‘curhat’ alias curahan hati Presiden Jokowi yang beberapa kali dalam rapat kabinet mengeluhkan kurang optimalnya sosialisasi kinerja pemerintahan. “Kita kerja keras, membangun ini itu, tapi rakyat tak banyak tahu,” begitu kira-kira ucapan Presiden Jokowi. Maka, para menteri dan pejabat negara lain pun dimintanya lebih aktif turun ke daerah. Baik mengawasi langsung proyek pembangunan yang tengah berjalan, maupun gencar memberitahukan capaian dan hasil kerja pemerintah kepada masyarakat.
Kantor Staf Presiden menggelar event keliling kampus. Namun, di UGM Yogyakarta, Univesitas Padjajaran Bandung, dan Universitas Andalas Padang, Kepala Staf Kepresidenan berhalangan hadir. Baru pada perhelatan di Universitas Hasanuddin Makassar, Selasa 27 Februari 2018, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purnawirawan) Dr. Moeldoko berkesempatan tampil dalam acara itu.
Datang pada Senin malam di Makassar, Moeldoko seperti mengabaikan rasa capek pada perjalanan panjang dan padatnya agenda pada Senin pagi hingga petang harinya di Jakarta. Begitu mendarat dan masuk lobby Swiss-Belhotel di kawasan Pantai Losari, mantan Panglima TNI itu langsung mengajak jajaran staf Kantor Staf Presiden menuju Coto Gagak H. Jamaluddin Dg. Nassa yang buka 24 jam.
Memesan dua porsi Coto Makassar di warung yang berdiri sejak 1970 dan tak buka cabang di tempat lain itu, Kepala Staf Kepresiden sangat menikmati kuliner khas Makassar. “Ngeri ini… enak sekali,” kata Moeldoko sembari menyantap seporsi Coto berlauk pipi sapi dan satu lagi Coto campur.
Adapun di stage diskusi nasional, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko tampil funky dengan polo shirt, rompi, dan sepatu sneakers, memaparkan berbagai capaian dan usaha pemerintahan Presiden Jokowi membawa Indonesia ke arah lebih baik dan maju.
Ia menekankan, pertumbuhan dan pembangunan infrastruktur di era Presiden Jokowi diikuti usaha serius mengatasi ketimpangan. “Dampaknya jelas, ketimpangan atau Rasio Gini pun pelan-pelan mulai berkurang,” katanya.
Moeldoko menekankan, menuju 100 tahun Indonesia pada 2045 sangat penuh tantangan. Mari pemerintah dan publik terus berdialog dan menciptakan karya-karya bersama, katanya. “Mahasiswa jangan hanya bisa berdemonstrasi. Ayo banyak bikin demo kreasi,” paparnya di hadapan 1.270 mahasiswa yang memadati Baruga Andi Pettarani Universitas Hasanuddin itu.
Seolah menegaskan ini merupakan acara anak muda, Diskusi Nasional itu pun ditutup dengan selfie, wefie, groufie, atau sesie foto bareng antara pejabat pemerintahan, akademi, serta perwakilan anak muda zaman now.
Menjadi pemimpin masa kini memang harus pintar-pintar melebur dengan anak muda. Yang penting pesannya tersampaikan, membawa Indonesia maju lebih baik!
seperti ditayangkan di http://tz.ucweb.com/3_2uRDh