Beberapa tahun lalu nama Egy Maulana Vikri bukanlah siapa-siapa. Tapi kini nama anak Medan ini melejit setelah menandatangani kontrak dengan Lechia Gdanks Polandia, yang akan berlaku efektif pada musim baru Agustus mendatang, setelah usia Egy melewati 18 tahun, sesuai batas minimal aturan sebagai pemain profesional di Eropa.
Jum’at kemarin, didampingi Menpora Imam Nahrawi, Egy mendapat kesempatan istimewa bertemu Presiden Jokowi. Kehadiran Egy -yang disambut meriah staf Istana dan juga wartawan kepresidenan ini- menjadi ajang bagi Menpora untuk memperkenalkan produk pendidikan usia dini, setahap demi setahap menuju level dunia, sebagaimana Egy lulusan Sekolah Sepak Bola Ragunan, pemain di Popwil Sumatera Utara hingga mendapat trial di berbagai klub Benua Biru.
Mengenakan batik hijau lengan panjang tiba di Istana pada pukul 09.25 WIB. Kedatangannya disambut langsung oleh Presiden di ruang kredensial Istana Merdeka. Keduanya kemudian terlihat berjabat tangan dan berbincang singkat sebelum melakukan pertemuan.
Selepas pertemuan dengan Presiden Jokowi, Egy mengaku senang mendapat dukungan penuh oleh Presiden agar dapat terus berprestasi dan membuat Indonesia bangga.
“Saya merasa senang, bangga bisa diundang ke sini dan diberikan dukungan oleh Presiden supaya bisa belajar lebih baik lagi dan tidak pernah besar kepala serta selalu bersyukur,” ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan.
Presiden Jokowi berpetuah kepada Egy agar dirinya tidak cepat puas dan terus belajar. Presiden sendiri berharap banyak kepada Egy agar mampu tampil apik selama berkarier di Polandia dan membuat rakyat Indonesia bangga.
“Alhamdulillah saya bisa bermain di luar negeri. Tapi ini baru awal. Masih panjang perjalanan ke depan. Semoga saya dapat menjadi lebih baik lagi,” sambungnya.
Egy seolah menyudahi polemik seperti yang pernah dihembuskan Ketua Umum PSSI bahwa bermain di luar negeri berarti tidak nasionalis. Ia menegaskan, siap pulang ke tanah air setiap negara memanggil. “Bukan siap, tapi wajib! Kalau yang namanya Timnas memanggil, tidak mungkin tidak mau. Saya 100 persen Indonesia,” tuturnya.
Negara Enam Besar Dunia
Dalam perjumpaan itu, Presiden Jokowi memberi pesan kepada Egy agar banyak mendapat ilmu dari luar negeri. “Semoga dia bisa belajar banyak di sana. Nanti waktu pulang ke Tanah Air bisa memberi kontribusi besar bagi sepak bola Indonesia,” kata Jokowi.
Menurut Presiden, kita patut berbangga bila Egy yang pada Juli nanti akan menginjak usia 18 tahun dapat merumput di Liga Polandia. Sebab, bila merujuk peringkat FIFA, Polandia saat ini berada di peringkat keenam.
“Kita patut bangga Egy bisa masuk ke Liga 1 nya Polandia. Kita tahu Polandia itu sekarang peringkatnya di enam besar terbaik. Ini sudah masuk ke kelas atas,” kata Presiden.
Namun, Presiden berharap agar prestasi ini tak berhenti hanya di seorang Egy saja. Ke depannya, Presiden berharap agar muncul talenta-talenta lain yang juga mampu mengikuti jejak Egy.
“Tadi saya titip ke Menpora kalau ada talenta yang lain lagi coba dipromosikan ke klub-klub kelas atas biar bisa belajar banyak di sana. Belajar manajemen sepak bola, termasuk membangun performa,” kata Presiden Jokowi.
Egy memang bukan pemain pertama Indonesia yang bermain di Eropa. Ada nama Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto, Kurnia Sandy, hingga era Irfan Bachdim, Alfin Tuasalamony, Arthur Irawan, Stefano Lilipaly, Ezra Walian dan Yussa Nugraha.
Menarik dinanti, agar harapan besar pada pundak Egy bisa diwujudkan menjadi pemain yang tak hanya besar publikasi di awal!
Seperti ditayangkan di http://tz.ucweb.com/3_4I1Vu