Siapapun yang mengundang, saya tak peduli. Apakah mahasiswa, kelompok keagamaan, korporasi, lembaga pemerintahan dan lain-lain. Jika waktu memungkinkan, saya akan datang. Persis seperti kata Cak Lontong, “Saya tidak memikirkan yang lain-lain.” 
Bagi saya, berperang melawan hoaks adalah sebuah jihad. Jadi, kalau ada sebuah kesempatan, saya tak akan melewatkan untuk berdakwah melawan fitnah, ujaran kebencian dan berita palsu, terutama kepada pemerintah.
Dalam waktu dua pekan, saya kembali menyambangi Gedung Joang 45 di Menteng, Jakarta Pusat. Di ruangan berbeda, lantai yang berbeda dan audiens berbeda. Topiknya sama, ‘Mari Bijak Bermedsos Melawan Hoaks. Saring Sebelum Sharing. Stop Broadcast Sampai di Saya’.
Mari bijak menghadapi ‘revolusi jari’ kita yang dengan mudah bisa menguatkan atau menjatuhkan. Mencerahkan atau membakar.
Tetap semangat, jangan lelah melawan berita sesat!
