Belajar dari Kisah Ahok: Handle Covid Tanpa ‘Panic Attack’

Hari kesembilan bersama Covid-19

Jumat, 16 Juli 2021. Akhirnya, tibalah saatnya menjalani Tes Usap atau PCR di lokasi isolasi ini. Pagi hari menuju lokasi pemeriksaan dokter, saya menyodorkan lubang hidung dan tenggorokan untuk diambil sampel di sana. Janjinya, hasil akan disampaikan lewat Whats App atau email pada malam hari atau bentuk cetakan pada jadwal pemeriksaan kesehatan esok hari.

Hari ini pula, saya mengikuti kisah Basuki Tjahaja Purnama alias BTP, dulu dikenal sebagai Ahok. Dalam kesaksiannya yang disiarkan melalui kanal youtube, BTP berpesan agar kita tetap tenang saat mengetahui diri terkena Covid-19.

“Tidak boleh banyak pikiran, tidak boleh stress. Covid ini kalau kita handle dengan baik, tidak akan membawa kepada kematian. Asal jangan ‘panic attack’,” kata Basuki.

Ia beruntung, sebagai Komisaris Utama PT Pertamina, mendapat fasilitas perawatan terbaik. Namun, ketenangan dan pikiran positif BTP berperan juga menaikkan CT Valuenya secara drastis dalam beberapa hari. Sampai terheran-heran perawat RS Pusat Pertamina dibuatnya.

Pada pemeriksaan pagi hari saat Tes Usap ini, sebenarnya saya pun tak punya alasan untuk khawatir. Saturasi oksigen saya bagus, di kisaran 98-99, dengan heart beat antara 90-100. Tekanan darah pun masih dibilang normal: 129/78.

Tapi ya itu, pikiran kadang membuat semua jadi tak tenang dalam penantian di sini. Mungkin karena tak sabar menunggu negatif, serta pula khawatir akan pekerjaan di tahun dan masa-masa mendatang. Benarlah ungkapan yang menyatakan, “Penyesalan masa lalu dan ketakutan akan masa depan adalah pencuri kebahagiaan hari ini.”

Saya pun mulai menulis deklarasi, “Belajar tenang dalam keheningan di lokasi Isolasi. Tak usah khawatir soal kerjaan tahun depan. Percaya, Ia bekerja dengan caraNya.”

Jumat 16 Juli ini merupakan penerapan PPKM Darurat Hari ke-14: 54 ribu orang meninggal dunia dan 1.205 jiwa berpulang dalam 24 jam terakhir. Saya juga terus berdoa untuk Mas Adi, kakak sepupu saya, yang dirawat di RS Bhakti Asih setelah gagal mendapat ruang perawatan di 10 rumah sakit di Tangerang dan sekitarnya.

Mazmur 91 ayat 10 menyatakan,

“… malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu…”

Leave a Reply

Your email address will not be published.