Hari kelimabelas bersama Covid-19
Segala Puji Syukur pada Tuhan. Rabu, 21 Juli kemarin, pengumuman Tes Usap PCR yang berlangsung pada pagi harinya, disampaikan lebih cepat. Selain hasil tes bisa diambil di outlet pelayanan kesehatan pada keesokan harinya, bu dokternya berjanji bahwa informasi pascates akan disampaikan melalui WhatsApp dan email pada malam hari setelah pengambilan sampel.
Pada PCR pertama di sini, 16 Juli silam, saya sampai terkantuk-kantuk menunggu kabar itu tak kunjung datang. Akhirnya, saya terbangun pukul 1 dini hari dan mendapati kiriman hasil tes pada pukul 22.33 WIB. Begitu tahu saat itu hasil tes masih positif, dengan informasi CT Valuen naik, saya pun tidur lagi dengan lemas.
Cerita lain pada Tes Usap kedua ini. Anggaplah karena laboratoriumnya sedang tidak penuh, hasil tes dari surat berkop Mayapada Hospital Kunungan masuk ke pesan percakapan pada Rabu malam, 21 Juli 2021, pukul 20.09 WIB. Kira-kira jeda 10 jam dari saat pengambilan sampel.
Hampir dua pekan di sini, saya sudah menyiapkan berbagai jurus jika, amit-amit, hasil tes kemarin masih positif. Berbagai referensi medis menunjukkan, jika pasien Covid-19 tanpa gejala sudah menjalani isolasi selama 10 hari, maka ia bisa dinyatakan sembuh tanpa harus tes lagi.
Kriteria sembuh bagi pasien positif COVID-19 yang berlaku di Indonesia:
- Pasien tanpa gejala: Sudah melewati masa isolasi selama 10 hari.
- Pasien dengan gejala ringan hingga sedang: Sudah melewati masa isolasi selama minimal 10 hari, ditambah 3 hari tanpa gejala.
- Pasien dengan gejala berat: Sudah melewati masa isolasi selama minimal 10 hari, ditambah 3 hari tanpa gejala dan 1 kali hasil negatif pada tes PCR.
https://mayapadahospital.com/news/salah-kaprah-tentang-ct-value
Thanks God, surat digital yang datang malam hari itu menunjukkan bahwa kali ini saya benar-benar dinyatakan negatif. Lega rasanya. Entahlah, apa karena bangkai virus itu sudah benar-benar pergi. Pengaruh pikiran positif saya. Intensitas berjemur dan olahraga yang meningkat. Berkat nekat minum obat cacing meski dilarang, Atau dampak kelapa muda hijau yang terpesan melalui gofood beberapa lalu.
Intinya, Kamis, 22 Juli 2021 saya check-out. Tanpa harus menjalani prosedur tambahan. Misalnya, menandatangani surat pernyataan bahwa saya keluar isolasi dalam keadaan positif. Resmi menjadi Sarjana Wabah, LC alias Lulusan Covid, atau S.Cov, atau M.Sc, Mantan Sakit Covid.
Terima kasih Tuhan sudah boleh ‘retreat’ dua belas hari di Jakarta Barat ini. Belajar tenang, belajar menerima kenyataan. Meski sering saya masih menyangkal kena Covid-19 karena merasa tak ada gejala.
Berdoa juga untuk Indonesia, hari ini penerapan PPKM Darurat hari ke-20 dengan angka positif di 49.509 + dan 1.449 orang meninggal. Juga doa untuk saudara-saudara yang pergi.
Teruslah berjuang bagi sedulur-sedulur yang belum bebas dari serangan pagebluk ini. Secara medis maupun ekonomi. Covid bukan aib. Kita akan menang, atasi bersama-sama. Dengan keyakinan, iman, disiplin, dan semangat saling bantu yang khas Indonesia.
Malam ini, dari kamar rumah di Ciledug, saya menyampaikan doa pembuka untuk ibadah duka berpulangnya Haposan Siagian, kawan seangkatan di Unit Kerohanian Kristen Universitas Airlangga. Lulusan Fakultas Hukum Unair tahun masuk 1995 ini meninggalkan isteri dan dua anak lelakinya. Tuhan mencukupkan dan menyertai keluarga kecil ini. Juga ada kabar duka dari wafatnya ekonom senior, pendiri Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI) Christianto Wibisono.
Tuhan menyertai saudara. Terima kasih sudah membaca sharing selama 15 hari ini.
Mazmur 91:16
“Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku”