PP Aisyiyah Apresiasi Sosialisasi Program Kartu Prakerja

Peringatan Hari Ulang Tahun ke-76 Kemerdekaan RI masih diwarnai suasana duka dan prihatin karena dampak pandemi Covid-19 yang melanda dunia. Berbagai bidang terimbas pandemi, baik kesehatan, pendidikan, ekonomi dan lain-lain. Karena itu, Pengurus Pusat Aisyiyah, organisasi perempuan Muhammadiyah, menyambut gembira hadirnya Program Kartu Prakerja di tengah kesulitan ekonomi akibat pandemi.

Penyataan itu disampaikan Ketua PP Aisyiyah Latifah Aiskandar dalam pertemuan virtual ‘Sosialisasi dan Pendampingan Program Kartu Prakerja Bagi Warga Aisyiyah’, Sabtu, 21 Agustus 2021.

“Aisyiyah memiliki tagar sebagai gerakan perempuan muslim berkemajuan. Kami ada di tengah, tidak ke kiri, tidak ke kanan, menjalankan Islam yang ‘wasathiyah’. Aisyiyah bergerak di semua aspek kehidupan manusia, termasuk mengelola 20 ribu taman kanak-kanak dan juga perguruan tinggi,” kata mantan anggota DPR RI ini.

Sebagai organisasi yang sudah 104 tahun bersama-sama membangun Indonesia sejak 1917, Aisyiyah mengapresiasi Program Kartu Prakerja yang memiliki misi untuk meningkatkan keterampilan kerja, mendorong lahirnya entrepreneur, serta menjadi bagian dari upaya negara dalam memberikan perlindungan sosial di masa ekonomi sulit.

“Aisyiyah menyatakan diri mendukung Program Kartu Prakerja karena sejak berdirinya Aisyiyah selalu berusaha berpartisipasi dalam masyarakat untuk membangun bangsa ini,” pungkas mantan Ketua Panitia Khusus Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang DPR RI itu.

Di hadapan 424 orang audiens yang mayoritas merupakan pengurus serta relawan Aisyiyah dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur, Ali Subhan dan Dedi Noor Cahyanto dari Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja memaparkan kondisi angkatan kerja Indonesia dan upaya pemerintah meningkatkan kualias sumber daya manusia (SDM).

“Salah satu ciri negara maju adalah makin meningkatnya kualitas SDM. Kartu Prakerja yang memberikan skilling, upskilling, dan reskilling ini merupakan pelengkap dari program-program pelatihan di kemeneterian lain,” kata Ali Subhan.

Sementara itu, Dedi Noor Cahyanto memaparkan minimnya kesadaran baik angkatan kerja maupun perusahaan untuk berinvestasi pada pelatihan peningkatan keterampilan yang akan sangat berguna dalam peningkatan kualitas diri.

“Dari 135 juta orang jumlah angkatan kerja kita, 90 persen di antaranya belum pernah mengikuti pelatihan bersertifikat. Bisa dibayangkan, mereka ini melamar pekerjaan hanya bernodal ijazah sekolah, yang tentu saja saingannya sangat banyak dengan kemampuan rata-rata sama,” paparnya.

Untuk itulah, Program Kartu Prakerja hadir, selain memberikan bantuan penyelesaian pelatihan yang bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari, juga memberikan berbagai pelatihan melalui ekosistem Prakerja.

“Pelatihan di Ekosistem Prakerja ini beragam, disesuaikan dengan minat peserta program Kartu Prakerja kekinian. Di antaranya pelatihan teknologi informasi, perkantoran, bahasa, penjualan, teknik, gaya hidup, pertanian dan lain-lain,” jelas Dedi.

Selanjutnya, para peserta diskusi menyimak tutorial pendaftaran Kartu Prakerja termasuk aktif dalam sesi tanya jawab terkait kriteria mengikuti program dan hal-hal lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.