PON XX: Papua Adalah Kita, Itu Sudah!

“Mari satukan perbedaan
Ooo Kita Bisa
Tanamkan jiwa sportivitas
Dari Timur Indonesia
Ku menyambutmu dalam damaikan hadirmu
Bersatu dalam semangat
serukan persatuan wahai anak bangsa
Walau tubuh penuh peluh
ku akan tetap terus untuk bertahan
Meski kaki terasa lelah tetap melangkah
tuk’ menjadi pemenang Ooo Torang Bisa”

(Torang Bisa, Lagu Resmi PON XX 2021 Papua)

Ini adalah hari-hari yang sangat membanggakan bagi orang Papua. Jika anda ada di Jakarta, datanglah ke Bundaran Hotel Indonesia, yang menjadi episentrum serta landmark ibu kota dengan Monumen ‘Selamat Datang’. Nuansa Papua tampak kental di sana. Ada simbol olahraga olahraga, tempat-tempat di Papua dan juga aksara raksasa bertuliskan ‘Torang Bisa!’ di sekeliling air mancur. Itulah cara pemerintah pusat memotivasi suksesnya Pekan Olahraga Nasional XX Papua, 2-15 Oktober 2021.

Papua memang layak dibanggakan. Sorotan seluruh Indonesia, bahkan dunia, tertuju pada provinsi ‘Mutiara Hitam’ ini saat menjamu saudara-saudaranya yang lain dari tanah air demi suksesnya perhelatan olahraga nasional. Di era reformasi, PON tak lagi terpusat di Jakarta. Provinsi lain pun kebagian jadi tuan rumah, seperti Jawa Timur (2000), Sumatera Selatan (2004), Kalimantan Timur (2008), Riau (2012) dan Jawa Barat (2016).

Bumi Papua seharusnya jadi ‘host’ pada PON XX 2020, namun karena pandemi, penyelenggaraan PON diundur pada tahun ini. Setelah itu, Sumatera Utara dan Aceh bersiap jadi tuan rumah bersama pada PON 2024 dan kemungkinan duo Nusa Tenggara empat tahun kemudian.

Papua dengan segala dinamikanya adalah bagian dari Indonesia. Presiden Jokowi tegas menyatakan bahwa pembangunan Papua menjadi prioritas pada dua periode pemerintahannya. Mulai dari Trans Papua, Kebijakan BBM 1 Harga, pembangunan Pos Lintas Batas Negara, Monumen Kapsul Waktu di Merauke, Subsidi Angkutan Udara Perintis Kargo, Jembatan Youtefa, infrastruktur kelistrikan hingga penyelenggaraan PON XX ini.

Jokowi juga menjadi Presiden Indonesia yang paling banyak berkunjung ke Papua. Pada periode pertama saja, Jokowi sudah 13 kali ke Papua. Jumlah yang terus bertambah pada lima tahun pemerintahannya.

“Secara khusus saya ingin memberikan perhatian kepada tanah Papua. Pemerintah berkomitmen untuk membangun Papua dan menjadikan Papua sebagai Tanah Damai,” kata Jokowi pada pidato kenegaraan di Gedung DPR/MPR.

Pada masa kampanye presiden 2014, Jokowi memperkenalkan isterinya ke masyarakat Papua. Saat itu, Jokowi lantas menjelaskan asal muasal pemberian nama isterinya yang diambil dari kata nama provinsi Irian, yang kini menjadi Papua. Dulu kakek Iriana pernah mengajar di Papua, lantas saat dia lahir diberilah nama itu.

“Namanya Iriana. Irian. Kenapa namanya Iriana? Karena kakeknya dulu adalah guru di sini, Irian. Kemudian pulang saat istri saya lahir, lalu memberi nama cucunya Iriana. Iriana saja namanya,” jelasnya.

Kini, di Papua sudah terbangun jalan sepanjang 4.231 km. Alhasil, Papua yang terdiri atas 42 kabupaten dan 560 distrik itu sudah bisa dilewati dengan mobil.

“Lapangan terbang bahkan ada 5 landasan internasional. Dulu gelap sekarang dapat listrik. Ini kemajuam spektakuler,” papar diplomat Kementerlian Luar Negeri asal Papua Michael Manufandu.

Papua juga dikenal sebagai provinsi yang sangat diberkati. Pekabaran Inil datang di Tanah Papua pada 5 Februari 1855, kala misionaris Jerman Carl Wilhelm Ottouw dan Johann Gottlob Geissler menginjakkan kaki di pulau Mansinam setelah melakukan ekspedisi pelayaran dan singgah di Batavia, Makasar, serta Ternate.

Peninggalan bersejarah terkait keberadaan Ottouw-Geissler yang dapat ditemui di Pulau Mansinam adalah sebuah salib tugu peringatan masuknya Injil di tanah Papua. Pulau yang berada di dekat Manokwari, Papua Barat ini juga memiliki patung Tuhan Yesus Kristus setinggi 30 meter. Bentuknya menyerupai patung sejenis di Rio de Janeiro, Brasil maupun di Dili, Timor Leste.

Kini, lebih dari 166 setelah masuknya Injil di Papua, saatnya gereja bergandengtangan untuk ikut bertanggung jawab atas terwujudnya talenta sumber daya manusia unggul serta penuh karakter di provinsi paling timur Indonesia ini.

Papua bukan orang lain. Papua adalah saudara sekandung. Papua adalah kita. Itu sudah. Selamat sukses untuk PON XX 2021 dan pembangunan sumber daya manusia di Bumi Cenderawsih!

“Tanah Papua tanah yang kaya
surga kecil jatuh ke bumi
Seluas tanah sebanyak madu
adalah harta harapan
Hitam kulit keriting rambut, kami Papua
Hitam putih keriting lurus, kami Papua
Biar nanti langit terbelah aku Papua…”

*Agustinus ‘Jojo’ Raharjo, jurnalis senior dan praktisi public relations

(Dimuat di Majalah Gaharu. September 2021)

Leave a Reply

Your email address will not be published.