Tinggal Liverpool yang Masih Perawan dari Kekalahan

Tujuh Game Week Liga Inggris 2020/2021 berlalu, jelang jeda internasional kedua, hanya Liverpool yang belum terkalahkan. Empat kali menang, tiga kali seri. Tujuh belas memasukkan, enam kemasukan. Nilai 15, posisi kedua. Satu poin di bawah Chelsea yang sudah pernah sekali kalah dari Manchester City.

Laga 2-2 Liverpool ditahan tamunya, Manchester City, di Anfield, Minggu, 3 Oktober 2021 membuat The Reds meraih dua hasil imbang beruntun. Pekan sebelumnya, Mo Salah bermain seri 3-3 di kendang Brentford.

Ada beberapa alasan mengapa Liverpool harus menang melawan Manchester City,

Pertama, sebutlah 1a, merebut lagi pimpinan klasemen setelah dikudeta Chelsea setelah kemarin The Blues menang 3-1 lawan Southampton.

Kemudian, sebutlah 1b, menjadi pemuncak table dengan jeda dua pekan ‘Jeda Internasional’ tentu menjadi hal yang menyenangkan.

Kedua, membalas kekalahan menyakitkan di Anfield, musim lalu. 7 Februari 2021 menjadi masa kelam bagi penggemar Liverpool. Di tengah enam kekalahan beruntun di kendang, salah satunya -tepatnya kekalahan ketiga- berakhir Liverpool 1-4 Manchester City. Dilihat dari hasil akhir memang sedih. Tapi, kalau paham trend sebenarnya cukup wajar. The Reds kala itu sedang dilanda badai cedera, dengan belanja tambalan kurang seimbang. Seandainya Ibou Konate masuk di transfer Natal lalu, tentu beda cerita.

Ketiga, sampai sebelum laga ketujuh musim ini, tinggal Liverpool yang belum kalah di antara 18 kuda pacu tim Liga Inggris.

Selain kalah 1-4 di kadang musim lalu, pada musim juara 2019/2020 Liverpool sukses membantai City 3-1 di Anfield, Hari Pahlawan 2019. Gol Fabinho, Salah, Mane dibalas Bernardo Silva, yang kemudian dikenal sebagai satu-satunya pemain City yang tak mau bertepuktangan saat ‘Guard of Honour’ menghormati sang juara, 3 Juli 2020.

Laga Premier League impresif lain di Anfield pada Januari 2017 saat Liverpool menang tipis 4-3. Baik film thriller nan menegangkan. Gol Ox dibalas Sane di babak pertama. Di paruh kedua, tuan rumah ngegas tambah tiga gol lagi lewat Firmino, Mane, Salah, sebelum Silva dan Gundogan membuat deg-degan dengan gol susulan di menit-menit akhir.

Selain laga kedua tim nyaris tak pernah sepi gol (terakhir 0-0 pada 7 Oktober 2018), Liverpool juga punya statistik bikin banyak gol musim ini.

“Cocok buat yang main over,” kata seorang kawan di sebuah Grup WA. Artinya, jika bandar mematok standar gol 2,5, maka peganglah Liverpool bisa bikin minimal tiga gol. Hanya lawan Chelsea dan Burnley, anak-anak Jurgen Klopp gagal bikin tiga gol. Selebihnya: Norwich, Leeds, Crystal Palace dan Brentford dibobol tiga kali.

Tapi ini kan Manchester City? Juara bertahan Liga Inggris dengan penjaga gawang Ederson Moraes jadi saingan utama Alisson Becker di timnas Brasil? Masak sih dapat pecah telor sebanyak itu layaknya tim semenjana.

Permainan atraktif kedua tim adalah jawabannya. Tampil dengan jersey limited edition Standard Chartered, Liverpool tidak melawan gerendel Chelsea, atau taktik membosankan Pak Guru Penjas Ole Solskjaer. Bisa jadi, Jurgen Klopp dan Josep Guardiola Sala adalah dua pelatih terbaik di muka bumi saat ini. Sebenarnya saya pengen menyebut Antonio Conte juga, tapi dia kan lagi jobless sekarang. Boleh lah Diego Simeone di urutan berikutnya.

Terasa sekali, sisi kanan Liverpool tanpa Trent tak sehidup biasanya. So far, Alexander-Arnold masih jadi bek dengan crossing dan assist paling produktif di tim ini. Belum lagi jadi andalan sebagai algojo tendangan bebas. Sebagai ‘akamsi’, Trent nampak tak tenang juga duduk di bench berteman masker menyaksikan kawan-kawannya bekerja keras.

Tidak fitnya Trent dan Thiago menjadi puzzle Liverpool yang hilang dalam Game Week ketujuh ini. Selain Harvey Elliott yang cedera engkel panjang akibat tabrakan dengan Pascal Struijk dalam laga lawan Leeds United.

Lini tengah di babak pertama tampak dimenangkan KdB, Rodri dan Silva, dengan sesekali Aymeric Laporte bisa leluasa membantu maju ke garis lingkar tengah.

Setelah paruh pertama berakhir tanpa gol, berturut-turut kejar-kejaran empat gol terjadi di babak kedua. Liverpool unggul terus. Dari sepakan Mane hasil assist Mo Salah, 1-0 di menit ke-59. Sepuluh menit kemudian dibalas Phil Fodden.

Menit ke-76, Mo Salah tampil bak Leo Messi kala meliuk-liuk dan menggetarkan jala Ederson. Sayang, tendangan Kevin de Bruyne yang sempat mengenai Joel Matip di menit ke-81 memastikan pertandingan berakhir 2-2. Sempat ada peluang manis Fabinho berhadapan dengan gawang kosong memanfaatkan bola liar dari set piece, namun bisa diblok Rodri dengan cepat.

Liverpool gagal menang, tapi hasil tujuh kali main tanpa kalah masih menjadikan tim asuhan Jurgen Klopp boleh membusungkan dada.

Tentu banyak ruang harus dibenahi di antara badai cedera, belum adanya pemain gelandang seelegan Georginio Wijnaldum, serta kadang kurang taktisnya penyelesaian akhir.

Sampai jumpa Sabtu, 16 Oktober 2021, setelah para pemain kembali dari tugas negara di FIFA Match Day timnas masing-masing!

seperti ditayangkan di

https://kanalbola.id/tinggal-liverpool-yang-masih-perawan-dari-kekalahan/

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.