Pulau Belitung terkenal karena beberapa nama, yang sebenarnya berasal dari Kabupaten Belitung Timur, sih: Andrea Hirata, keluarga BTP alias Ahok, dan keluarga Yusril Ihza Mahendra.
Dalam beberapa kali menjadi pembicara pelatihan menulis, salah satu slide saya selalu menyinggung dua penulis kenamaan: Andrea Hirata dari Belitung dan Ahmad Fuadi, eks wartawan Tempo asal Sumatera Barat, lulusan Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo. Keduanya kemudian sama-sama menjelajah dunia.
Tak banyak yang mengenal Belitung, sebelum Andrea Hirata melejitkannya lewat serial novel dan film ‘Laskar Pelangi’ serta ‘Sang Pemimpi’. Begitupun Ahmad Fuadi, yang ‘membongkar’ bagaimana kehidupan di dalam pesantren dan membuatnya sebagai warga negara internasional. Saya kira Ahmad Fuadi layak dimasukkan catatan sebagai salah satu orang Indonesia yang paling banyak mendapat beasiswa, maupun undangan pelatihan di luar negeri. M.Sc. Master of Short Course.
Khusus Belitung, tak banyak yang mengenal pulau ini, terlebih setelah Babel alias Kepulauan Bangka Belitung memisahkan diri sebagai provinsi tersendiri mekar dari Sumatera Selatan pada September 2001. Sesuai syarat, berdirinya provinsi minimal harus punya lima kabupaten atau kota. Provinsi Kepulauan Babel punya tujuh: empat kabupaten dan satu kota di Pulau Bangka, dan hanya dua kabupaten di Pulau Belitung, yakni Kabupaten Belitung dan Belitung Timur.
Pulau Belitung lebih dikenal sebagai daerah dengan mayoritas penduduk bekerja di sektor tambang timah, pasir, dan emas, daripada sebagai destinasi pariwisata.
Demikianlah hingga Andrea Hirata Seman Said Harun, penulis yang kini berusia 54 tahun, meluncurkan novel ‘Laskar Pelangi’. Kisah setengah fiksi setengah fakta itu terjual lebih dari 5 juta kopi dengan edisi bajakan mencapai 15 juta buku. Novel ini ditulis dalam waktu enam bulan berdasarkan pengalaman masa kecilnya di Belitung. Andea menggambarkannya sebagai sebuah ironi tentang kurangnya akses pendidikan bagi anak-anak di salah satu pulau terkaya dan terindah di dunia. Laskar Pelangi kemudian diikuti trilogi novel: Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov.
Dua tokoh Belitung Timur lain turut menyumbangkan ‘awareness’ orang pada Belitung. Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok dan Yusril Ihza Mahendra beserta keluarga besar masing-masing. Bahkan, ‘Rumah Ahok’ menjadi salah satu list destinasi wisata bagi turis yang datang ke Belitung, meski kini spot itu diubah naanya menjadi ‘Rumah Fifi’. Konon ini karena Ahok menolak dipanggil Ahok lagi -rebranding sebagai BTP- sehingga penamaan lokasi masa kecilnya itu diubah jadi nama adiknya, seorang pengacara di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat.
Kampung Ahok masuk dalam daftar kunjungan hampir setiap tour and travel, selain ke ‘Museum Kata’ Andrea Hirata, Replika SD Muhammadiyah Gantong yang jadi lokasi syuting Laskar Pelangi, dan juga ‘Hopping Island’, alias perjalanan bergerak ke pulau-pulau di sekitar Tanjung Kelayang, wilayah yang termasuk sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Tanjung Kelayang ditetapkan sebagai KEK Pariwisata melalui Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2016, memiliki keunggulan geostrategis, yaitu terletak antara Indonesia dan negara ASEAN yang merupakan target captive market.
KEK yang diresmikan oleh Presiden Jokowi pada 14 Maret 2019 ini termasuk ke dalam 10 destinasi pariwisata prioritas. Memiliki objek wisata bahari dengan pantai berpasir putih dan panorama yang eksotis. Pantai yang dihiasi batuan granit raksasa merupakan ciri khas dari pantai di kawasan ini.
Di era Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi Bupati Belitung Timur, ia meninggalkan ‘legacy’ khusus. “Kita lihat di kiri kanan adalah komplek pemerintahan Belitung Timur. Semua dibangun di satu kawasan, agar mudah mengumpulkan saat rapat, dan tak ada alasan telat,” kata Ono Murdiyono, pemandu wisata kami, saat bus melewati pusat kota Manggar, ibu kota Kabupaten Belitung Timur.
Mungkin Anda masih ingat, gambar Bupati Ahok membawa sapu dan alat pel di pinggir jalan untuk mengawasi dan menghuhum PNS Belitung Timur yang berkeliaran di jam kerja sangat viral saat itu.
Mengawali karir sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur dari Partai Indonesia Baru, Basuki Tjahaja Purnama menjadi Bupati Belitung Timur tak sampai 1,5 tahun. Dari 3 Agustus 2005 hingga 22 Desember 2006, sebelum ia memutuskan bertarung menjadi calon Gubernur Bangka Belitung tapi kalah, lalu tembus sebagai legislator DPR RI di Senayan mewakili Partai Golkar. Karir BTP kemudian baru dilihat publik secara nasional saat ia mendampingi Jokowi menjabat Wakil Gubernur dan kemudian sebagai Gubernur DKI Jakarta (2012-2017).
Dalam sejarah Bupati Belitung Timur, adik Ahok, Basuri Tjahaja Purnama pernah menjabat posisi itu pada 2010-2015, sebelum digantikan Yuslih Ihza Mahendra pada 2016-2021. Yuslih merupakan kakak kandung pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra dan mantan Dubes RI untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra.
Selepas nama-nama itu, kini orang menantikan tokoh lain sebagai game changer, baik di Belitung maupun Belitung Timur, dua kabupaten di wilayah penghasil timah yang kini memiliki pesona baru sebagai destinasi wisata favorit ini.
Pascapandemi, Belitung harus segera bangkit. Pada kunjungan ke Beltung Timur kali ini nampak ada yang kurang dibandingkan saat saya ke sini pada 2019, jauh sebelum pagebluk datang. Kemarin, kami melihat ‘Museum Kata’ tutup dan replika SD Gantong tak punya atraksi lain kecuali sebagai spot foto.
Dua tahun lalu, teringat di dalam Museum Kata ada warung kopi, toko buku, dan juga monitor yang tak henti memutar film ‘Laskar Pelangi’ beserta resepsionis yang ramah. Kini, semua lenyap. Menyisakan lokasi yang mereka klaim sebagai ‘The Phenomenal Selfie Spot’. Itu doang.
Seharusnya, Badan Usaha Milik Desa, pengelola lokasi wisata, pemerintah daerah, maupun agen tour and travel bisa berkolaborasi menyajikan sesuatu yang menarik dan layak dikenang wisatawan. Pandemi bukan alasan untuk mengurangi kesan menawan yang bisa dibawa pulang.
“Sebenarnya kalau waktunya panjang, masih banyak obyek wisata lain di Belitung Timur, seperti Kelenteng Dewi Kwan Im, Dermaga Kirana dan Rumah Keong, Situs Makam Raja, Open Kit bekas galian timah dan lain-lain. Kami berharap semakin banyak wisatawan datang ke Belitung dan Belitung Timur,” kata Selpiyani, pemandu wisata dari Belitug Tour.net.
Demikian pula di Kabupaten Belitung, atau kerap disebut Belitung Induk. Hopping Island alias meloncat-loncat ke berbagai pulau seperti Pulau Batu Banyak di Tanjung Kelayang, Pulai Babi Kecil, Pulau Batu Garuda, Pulau Pasir Timbul, Pulau Batu Berlayar, Pulau Lengkuas, Pulau Kelayang, dan ditutup menikmati sunset di Pulau Tanjung Tinggi bisa dibuat lebih kreatif.
Atraksi pariwisata di sekitar pantai keberangkatan dan kedatangan serta di lokasi matahari tenggelam bisa dibikin menimbulkan impresi wisatawan agar terus ketagihan kembali dan membawa lebih banyak rekan ke ‘Pulau Laskar Pelangi’ ini.
Belitung layak membuktikan diri, meski tidak masuk short-listed lima destinasi super prioritas dari semula ada di daftar ’10 Bali Baru’. Keindahannya benar-benar sesuai candaan namanya: Belitong, ‘Bali yang Terpotong’, atau dalam dialek Melayu, ‘Belitong, Bagusnye Dak Teritong.
Menjelang take-off kembali ke Jakarta pada Minggu, 7 November 2021, saya terus berharap agar di nusa nan luar biasa keren ini kembali timbul game changer baru. Sosok yang kembali membawa Belitung terangkat ke permukaan. Saat itulah, di boarding gate Citilink yang sama di Bandara H.A.S Hanandjoeddin, seorang bocah melintas mengenakan t-shirt bertuliskan ‘Find a Way or Fade Away’.
Mari temukan jalan itu, atau bersiap tergilas pudar…