Sebuah film pemenang Piala Citra 2021, berkisah tentang perjuangan melawan seorang dengan kejahatan seksual. Dari perjuangan yang diremehkan, lama kelamaan korban bergerak membuncah.
Satu hikmah lagi di era teknologi maju. Distribusi film tak harus di bioskop. Apalagi di masa dua tahun pandemi begini. ‘Penyalin Cahaya’ alias ‘Photocopier’ telah membuktikannya. Netflix menjadi kanal resmi untuk menonton film berdurasi 2 jam lebih ini.
Film garapan sutradara Wregas Bhanuteja ini ditayangkan perdana pada saat Festival Film Internasional Busan ke-26 pada Oktober 2021 serta memenangkan total 12 Citra Awards, di antaraya Film Cerita Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik, Penulis Skenario Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik, Penata Suara Terbaik, Pencipta Lagu Tema Terbaik, dan Penata Busana Terbaik.
Seorang mahasiswi universitas tahun pertama, Sur, pergi ke pesta untuk pertama kalinya dalam hidupnya untuk merayakan pencapaian Mata Hari, grup teater universitas tempat Sur menjadi sukarelawan sebagai perancang web. Untuk merayakan kemenangan teaternya, Suryani mengiyakan ajakan berpesta dari para senior. Keesokan pagi, dia terbangun dalam kondisi tak mengingat apapun dan harus kehilangan beasiswa karena foto unggahan dirinya yang sedang mabuk di malam sebelumnya.
Hidup benar-benar berubah untuk Sur setelah dia bangun keesokan paginya. Dia kehilangan beasiswa dan diusir oleh keluarganya setelah selfie-nya beredar secara online. Khawatir bahwa dia mungkin menjadi korban perpeloncoan oleh anggota senior Mata Hari, Sur mencari bantuan dari teman masa kecilnya, Amin, yang bekerja dan tinggal di toko fotokopi dekat kampus. Bersama-sama, di toko, mereka mencoba menemukan kebenaran tentang selfie dan tentang malam di pesta dengan meretas ponsel siswa.
Sur, diperankan Shenina Syawalita Cinnamon, menghidupkan film ini dengan luar biasa. Meski ‘hanya’ menjadi nominasi pemeran utama perempuan terbaik di Piala Citra 2021, performa Shenina tak pelak mengangkat film ini. Di samping tentu jangan remehkan nama-nama lain yang juga berperan ciamik seperti Giulio Parengkuan (Rama Soemarno), Jerome Kurnia (Tariq), Chicco Kurniawan (Amin), Dea Panendra (Anggun), dan juga Ruth Marini, Lukman Sardi, hingga Landung Simatupang.
Di luar keriuhan kecil bahwa salah seorang krunya pernah terekam jejak sebagai pelaku kejahatan seksual, film ini memberi motivasi untuk berani. Saat yang lain diam dan dibungkam. Oleh nama besar. Oleh pengacara andal. Oleh keluarga kaya.
Persis seperti taglinenya, ‘Ketika Hanya Cerita yang Kita Punya’…