Italia, Juara Eropa Gagal Lolos Piala Dunia

Dua kali berturut-turut Italia absen di perhelatan akbar Piala Dunia. Negara dengan tradisi sepak bola juara, harus nonton World Cup dari rumah.

Punya banyak stadion berkapasitas besar, Italia pilih Palermo dalam laga ‘semi final kualiifikasi Playoff Piala Dunia Zona Eropa’ dengan memori khusus. Kini Palermo jadi sejarah kelam

Italia bukan tanpa alasan kuat memilih menggunakan Renzo Barbera untuk melawan Makedonia Utara. Tercatat, dalam 15 pertandingan di Barbera, Italia cuma sekali menderita kekalahan, dengan 13 laga lainnya dituntaskan dengan kemenangan, dan satu hasil imbang.

Satu-satunya kekalahan yang diderita terjadi cukup lama, yakni ketika ditaklukkan Kroasia 1-2 di fase kualifikasi Piala Eropa 2016 silam. Sementara hasil imbang yang didapatkan juga telah terjadi dalam kurun waktu cukup lama, yakni Februari 2004.

Selain itu, pelatih Italia, Roberto Mancini juga punya kenangan manis saat bermain di Renzo Barbera. Pada kualifikasi Piala Dunia 1994, Mancini mampu mencetak sepasang gol hanya dalam kurun waktu 60 detik ke gawang Malta, untuk membawa Italia menang 6-1 saat itu.

Mendominasi permainan, Gli Azzurri akhirnya kalah 0-1 dari Makedonia Utara karena gol Aleksandar Trajkovski pada masa injury time.

Kegagalan Italia mengikuti sejarah apes Juara Piala Eropa yang gagal lolos ke Piala Dunia pasca-kesuksesan mereka.

Dalam daftar langka ini ada Cekoslovakia, Denmark, dan Yunani.

Ceko merupakan kampiun Euro 1976, tapi gugur di kualifikasi menuju Piala Dunia 1978.

Denmark absen di Piala Dunia 1994 hanya dua tahun setelah menjadi juara kejutan di Piala Eropa 1992.

Kemudian Yunani mengalami nasib serupa karena gagal meneruskan kejayaan di Euro 2004 ke Piala Dunia 2006.

Padahal, baru saja saya terpesona dengan film ‘Azzuri’ di Netflix, menggambarkan kisah Roberto Mancini menyemangati gabungan pemain yunior dan senior sampai sukses juara kalahkan Inggris di Wembley.

Selamat menangis, Italia!

Leave a Reply

Your email address will not be published.