Masih oleh-oleh dari Nusa Nias. Tentang tempat ikonik warisan sejarah di pinggir laut.
Selain Monumen Gempa dan Tugu Durian, ada tempat lain yang khas di Kota Gunungsitoli. Sempatkanlah berkunjung ke Museum Pusaka Nias. Portal MyTrip.co.id menulis, Nias Heritage Museum sebagai salah satu museum terbaik di Indonesia.
Museum Pusaka Nias punya koleksinya lengkap 6.000-an artefak dan terdata dengan baik, penataannya menarik, pengelolaannya profesional, dan yang terutama pendirinya membangun museum ini dengan hati.
“Di sini juga terdapat koleksi batu-batu megalitik berusia ratusan tahun lampau,” kata Arisman Junitehe Daely, pengusaha persewaan mobil yang mengantar kami ke museum di tepi laut ini.
Berdirinya Museum Pusaka Nias tak bisa dilepaskan dari nama Pastor Johannes Hammerle, seorang misionaris Gereja Katolik asal Jerman, yang bekerja di Pulau Nias sejak 1971. Johannes Hammerle sangat menghargai budaya Nias, dan mulai tahun 1972 ia mengoleksi benda-benda budaya, seni dan sejarah masyarakat Nias dengan tujuan untuk menjaganya.
Pada tahun 1990-an, Johannes Hammerle dipercaya dan didukung Dewan Ordonya yakni Ordo Kapusin Provinsi Sibolga untuk mendirikan Museum Pusaka Nias guna menyimpan benda-benda koleksinya tersebut.
Apresiasi berlanjut saat 19 April 1991 Pastor Johannes mendirikan Yayasan Pusaka Nias sebagai badan hukum yang memayungi Museum Pusaka Nias. Setelah itu melalui SK Bupati Nias KDH Tingkat I, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Museum Pusaka Nias dikeluarkan tahun 1992.
Bangunan pertama Museum Pusaka Nias selesai tahun 1995, dan pertama kali tahun itu juga dibuka pameran temporer untuk umum. Bangunan yang sekarang ini dibangun tahun 2005, dan diperbaiki kembali karena terkena gempa besar tahun 2005. Pada 18 November 2008 baru diresmikan kembali.
Yayasan Pusaka Nias sebagai yayasan privat nonprofit tak hanya mengelola museum tapi juga menjalankan banyak program yang intinya membantu melestarikan budaya Nias, lewat riset, pelatihan, penerbitan buku atau artikel. Sampai saat ini mereka juga masih mengumpulkan artefak-artefak budaya Nias, juga membantu warga merestorasi rumah adat dan situs megalitik, dan tentunya mempromosikan wisata Nias.
Tiket masuk terjangkau
Museum Pusaka Nias juga memiliki kebun binatang kecil yang menampilkan sejumlah hewan asli dari Pulau Nias. Tujuan kebun binatang kecil ini adalah untuk mendidik masyarakat tentang satwa liar dari Nias. Kebun binatang kecil ini, terutamanya buaya-buaya, adalah salah satu atraksi paling populer di museum karena kebanyakan orang Nias sekarang, jarang melihat satwa liar apapun.
Jenis-jenis binatang yang ada di Kebun Binatang Museum saat ini yakni mamalia: tiga jenis rusa (rusa, kijang dan kancil), monyet, musang, landak dan kelelawar. Selain itu, di kolam-kolam museum, terdapat ikan lele berukuran super besar.
Reptil: tiga ekor buaya air asin besar, berbagai jenis kura-kura air tawar dan ular, srta burung: Berbagai jenis elang, burung bayan, burung enggang dan beberapa spesies lainnya.
Kritik saya masih sama seperti saat mengunjungi Desa Wisata Bawamataluo, tempat atraksi ‘Lompat Batu’ di Nias Selatan. Tiketnya terlalu murah!
Jika Anda ingin berkunjung ke Museum Pusaka Nias yang juga dilengkapi dengan penginapan di Jalan Yos Sudarso 134 A, Gunung Sitoli ini, jam buka kompleknya 08.00-18.00 (Senin-Sabtu), 12.30-18.00 (Minggu)
Adapun harga tiket masuk:
Senin-Jumat: Rp4.000 (dewasa), Rp 2.000 (anak-anak)
Sabtu-Minggu: Rp5.000 (dewasa), Rp3.000 (anak-anak)
Turis mancanegara: Rp20.000
Jangan lupa masukkan ‘Museum Pusaka Nias’ dalam daftar tujuan yang harus dikunjungi jika menginjak Gunungsitoli…