Penjara ‘Candradimuka’ Yusuf

Yusuf melalui banyak kisah kelam sebelum ditinggikan jadi selevel perdana menteri Firaun. Di titiknya dipenjara, kita belajar pada konsistensi dan ketekunan.

Masih di kawasan Saqqara -kita lebih akrab menyebutnya Gurun Sahara- ada destinasi lain selain piramida tertua. Bus berhenti sejenak. Memberi kesempatan penumpang turun dan berpose di depan lokasi yang diyakini sebagai tempat Yusuf dipenjara.

Yusuf adalah lambang manusia yang tahan banting. Sejak kecil, anak kesebelas Yakub ini punya visi sebagai pemimpin. Dua kali ia bermimpi. Kata kepada sepuluh kakak dan satu adiknya,

“Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu.”

“Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku.”

Kisah selanjutnya, Anda sudah tahu. Karena iri dan jengkel, Yusuf dijual saudara-saudaranya ke kafilah orang Ismael, saudagar Midian dari Gilead. Dari situ kemudian, ia dijual lagi sebagai budak kepada Potifar, kepala pengawal raja Mesir.

Cerita berikut, pasti Anda pun sudah tahu. Yusuf digoda dan difitnah Nyonya Potifar. Padahal, ia adalah kepala rumah tangga nan ekselen di rumah tuan Potifar.

Pun di penjara. Yusuf disertai Tuhan melakukan yang terbaik. Sampai dia berhasil menerjemahkan mimpi juru minuman dan kepala juru roti yang jadi terpidana. Tak dijelaskan berapa lama Yusuf di penjara. Yang pasti lebih dari lima tahun. Pun saat ia dilupakan oleh juru minuman yang kembali dipromosikan raja. Sampai diingat beberapa tahun kemudian, kala Firaun mendapat dua mimpi aneh.

Bagi Yusuf, penjara bak kawah candradimuka, tempat di mana jabang bayi Gatotkaca digembleng dan mendapatkan kesaktian.

Yusuf mendapat karunia Tuhan mengungkapkan mimpi itu. Ia pun diangkat menjadi semacam perdana menteri sekaligus sekelas Kepala Bulog.

Dari Yusuf, kita belajar tidak memiliki kepahitan. Konsisten pada panggilan. Dan tetap percaya, meski masa kelam belum segera hilang.

Leave a Reply

Your email address will not be published.