Nemu di Jalan: Cara Cerdas Micin Beriklan

Ini contoh kreativitas beradvertensi dari ‘produk musuh masyarakat’.

Sudah lama pengen nulis ini. Setiap kali turun eskalator usai menggunakan Kereta Rel Listrik di Stasiun Transit Tanah Abang, pandangan saya tertuju pada iklan penyedap masakan satu ini.

Sasa seperti tahu bagaimana dirinya menempatkan diri sebagai ‘common enemy’. Bahwa penyedap masakan alias micin itu tak baik bagi tubuh kita. Lebih baik makanan itu harus alami, tanpa perlu penyedap rasa. Kita sudah tahu rumornya, tanaman saja disiram air berisi micin akan mudah tumbuh. Demikian pula di tubuh kita. Kebanyakan micin bisa menyuburkan sel-sel kanker.

Meski memang situs Halodoc membantah hal itu.

“Kanker menjadi salah satu penyakit yang banyak menyebabkan kematian. Gaya hidup kurang sehat bisa menjadi salah satu penyebab penyakit kanker. Namun, benarkah mengonsumsi MSG bisa sebabkan kanker? Faktanya, MSG tidak dapat menyebabkan kanker. Meskipun begitu, pengonsumsian MSG setiap harinya perlu dibatasi dengan tepat.”

makanan yang disajikan kerap menggunakan penyedap rasa agar lebih menggugah selera. Pada penyedap rasa tersebut terkandung monosodium glutamat atau biasa disebut juga dengan MSG. Meski membuat makanan terasa lebih lezat, banyak orang yang menganggap jika kandungan MSG tersebut dapat menyebabkan gangguan pada tubuh. 

Salah satu gangguan yang banyak orang percaya adalah MSG dapat menyebabkan kanker. Meski begitu, apakah hal tersebut termasuk dalam mitos belaka atau memang benar-benar dapat menyebabkan kanker saat seseorang mengonsumsinya dalam jumlah yang banyak. Untuk mengetahui lebih jelasnya terkait masalah tersebut, baca ulasan artikel berikut ini!

Konsumsi MSG Dapat Sebabkan Kanker?

Monosodium glutamat (MSG) adalah penambah atau penyedap rasa yang biasa digunakan pada beberapa masakan, sayuran kaleng, sup, hingga daging olahan. Food and Drug Administration (FDA) sendiri telah menyatakan jika kandungan MSG ini aman untuk dikonsumsi, tetapi tetap menimbulkan banyak hal yang kontroversial. Maka dari itu, makanan yang menggunakan MSG harus mencantumkannya pada label produk.

MSG telah digunakan sebagai aditif makanan selama beberapa dekade belakangan ini. Pada beberapa kasus, seseorang dapat mengalami reaksi yang buruk saat mengonsumsi makanan dengan kandungan tersebut. Reaksi yang timbul ini dapat disebut sebagai kompleks gejala MSG, seperti:

  • Sakit kepala.
  • Wajah yang kerap terasa tertekan atau sesak.
  • Mati rasa, kesemutan, hingga rasa terbakar pada wajah, leher, dan area lainnya.
  • Detak jantung yang menjadi lebih cepat dan berdebar-debar.
  • Terasa nyeri pada dada.
  • Tubuh yang terasa lemah.

Bahkan, beberapa orang percaya jika mengonsumsi MSG dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan kanker. Namun, apakah hal tersebut termasuk dalam mitos ataukah ternyata fakta?

Faktanya, kandungan MSG yang biasa digunakan untuk penyedap rasa ternyata tidak dapat menyebabkan seseorang mengidap kanker. Pada penelitian yang dilakukan oleh FDA, disebutkan jika kandungan MSG tidak terbukti dapat memicu terjadinya kanker di dalam tubuh. Walau begitu, pembatasan konsumsi MSG tetap penting untuk dilakukan.

Dari sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus, konsumsi makanan yang terlalu banyak MSG memang tidak menyebabkan kanker, tetapi dapat menimbulkan dampak buruk pada fungsi hati. Salah satu efek buruk yang terjadi adalah kerusakan pada pankreas. Selain itu, kandungan MSG juga dapat membuat seseorang menjadi lebih cepat menua dibandingkan usianya.

Begitu kata Halodoc.

Karena itu, angle iklan di Stasiun Transit Tanah Abang ini lucu sekali. Pesannya dua: isinya penuh nutrisi, bungkusnya bisa buat ikan cupang.

Kreatif, tenan.

Hahahahahaha….

Leave a Reply

Your email address will not be published.