Rahang Dada Tuna Papua

Banyak kuliner khas di sebuah daerah. Tapi, kali ini saya tak kuasa menolak saat Bachrul, pengemudi mobil sewaan kami membelokkan ke The King Ikan Bakar.

“Kita makan siangnya dada rahang tuna saja, Pak,” kata driver asal Sulawesi Selatan itu. Usai menengok Skouw, wilayah perbatasan Jayapura dan Papua Nugini, saatnya kami cari makan siang. Sudah jam 12 siang Waktu Indonesia Timur, pula. Lonceng intermittent fasting saya sudah berbunyi.

Di kawasan Skouw tak ada tempat makan. Bachrul merekomendasikan kawasan dekat Jembatan Merah Teluk Youtefa. Kami lurus terus, lalu belok ke arah Pantai Hamadi. Berhentilah di situ.

Wow. Langsung pilih dari pendingin. Ada ikan utuh. Ada dada tuna seharga Rp 40 ribu sepotong.

“Kalau rahang tuna, lebih besar. Satu potong bisa untuk dua orang. Harganya Rp 70 ribu – 80 ribu,” kata Andy, pelayan di restoran seberang Taman Trisila milik TNI Angkatan Laut itu. Nama depannya mengingatkan saya pada mantan pemain Persebaya asal Papua. Andy Kapouw.

Mari, kita nikmati satu lagi kekhasan Papua. Selain papeda, yang saya cicipi saat lima tahun silam berkunjung ke Bumi Cenderawasih, dan dimaknai sebagai ‘Papua Penuh Damai’.

Dada dan rahang tuna? Itu sudah. Mari kaka, makan.  

Leave a Reply

Your email address will not be published.