RUBRIK: PERJALANAN
Setelah hampir 16 tahun menikah, kami memperbaharui janji perkawinan. Lokasinya, di tempat Gusti Yesus adakan mujizat pertama.
Lanjutan cerita perjalanan ke Holy Land: Israel dan Palestina
Semalam masuk Hotel Nazareth Plaza sekitar jam tujuh malam, esoknya kami harus check out jam tujuh pagi.
Kode dari tour leader tak berubah: lima, enam, tujuh.
Jam 5 telpon wake up call dari hotel.
Jam 6 koper siap di depan kamar atau di lobby. Sarapan.
Jam 7 naik bus. Geser ke destinasi berikutnya.
Kali ini juga harus pagi-pagi benar. Mengantisipasi banyak pengunjung di era peak season liburan.
Tujuan awal: Kana. Tak jauh dari Nazareth. Tak sampai setengah jam pakai bus.
Di Kana, kiri kanan nampak penjual anggur sebagai oleh-oleh. Usai mampir di salah satu toko, kami langsung menuju spot terkenal yang Anda sudah tahu. Gedung tempat Tuhan Yesus adakan debut mujizat. Mengubah air jadi anggur.
Dari luar nampak papan pengumuman bahwa sedang dibangun community and education center ‘Jesus’ First Miracle’. Dikoordinasi Pemerintah Hungaria. Perlu dana 1 juta Euro.
Kami terus jalan, naik tangga ke gang kecil yang hanya bisa muat satu mobil, lalu menuju ke bangunan bersejarah itu. Bergegas masuk. Mempersiapkan Misa Pembaharuan Janji Nikah.
Dari rombongan 26 orang, ada sembilan pasang suami isteri maju duduk di depan altar.
“Baru kali ini saya melihat pemberkatan pernikahan segini banyak pengantin. Pakai sepatu olahraga pula. Sudah, cincailah,” kata Joppy Taroreh, tur leader kami memecah kebekuan.
Romo Alfianus Windy Tangkuman, Pr memimpin misa ini.
“Saudara-saudari yang hendak memperbaharui janji nikah saya persilahkan berdiri dan maju ke depan.
Sekarang silahkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Apakah saudara-saudari sungguh dengan ikhlas hati hendak memper-baharui janji nikah saudara-saudari?”
“Ya, sungguh.”
“Silahkan saudari-saudari saling berjabat tangan dan menjawab pertanyaan.”
“Bersediakah saudara berdua sepanjang hidup untuk cinta-mencintai, bantu membantu dan hormat-menghormati?”
“Ya, kami bersedia.”
“Sekarang, saya bertanya kepada para suami.
Maukah saudara mencintai dan menghormati istri Anda dengan setia seumur hidup, baik dalam suka maupun dalam duka?”
“Ya, saya mau…”
dan seterusnya.
Jelang akhir prosesi, panitia meminta mempelai pria mundur lima langkah. Lalu diam-diam menyodorkan mawar merah kepada para suami. Selanjutnya, kami peluk dari belakang isteri masing-masing. Mencium, mengecup, say ‘i love you’ dan memberikan mawar yang tadi disembunyikan di belakang punggung.
Adapun soal mujizat perdana, Anda sudah tahu cerita itu. Sebenarnya Yesus belum waktunya bikin mujizat. Maria datang seminggu sebelum acara. Jalan dari Nazareth, saat itu Santo Yusuf sudah meninggal, untuk rewang-rewang meringankan beban tuan rumah.
Yesus datang bersama murid-murid. Laki-laki berada terpisah ruangan dengan perempuan. Karena itu, Ia kaget saat Sang Bunda mencariNya ke sektor tamu pria.
Sesuai tradisi Yahudi, hajatan berlangsung seminggu penuh. Pada hari ketiga, Selasa, undangan datang membludak. Shohibul bait curhat kehabisan wine.
Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.”
Kata Yesus kepadanya: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.”
Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!”
Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.
Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: “Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.” Dan merekapun mengisinya sampai penuh.
Lalu kata Yesus kepada mereka: “Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Lalu merekapun membawanya.
Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya:
“Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.”
Dahsyat ya. Air dalam tempayan yang harusnya untuk cuci-cuci badan justru jadi anggur terbaik dibanding wine aslinya.