Salah satu persinggahan saat ke Papua akhir tahun lalu. Makam aktivis Papua, Theys Eluay.
Dua puluh tahun lebih, 2001, saya ada di Kongres Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Semarang. Kongres yang terkenal ribut karena melibatkan sponsor dalam mendukung perhelatan acara. Saya, 24 tahun, masih ‘culun’. Sebagai utusan dari AJI Surabaya melihat para dewa jurnalis dari ibu kota dan aktivis kota-kota lain setanah air.
Di luar hal itu, ada ‘breaking news’ di sela kongres. Theys Eluay meninggal. Berbagai rumor muncul. Karena ‘dihabisi’ aparatlah, dan lain-lain. Itu terjadi pada 10 November 2001, di usia Theys 64 tahun. Akhirnya, sidang bagi empat terdakwa dari anggota Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat berlangsung di Mahkamah Militer III Surabaya, dua tahun kemudian.
Dortheys Hiyo Eluay dikenal sebagai salah satu tokoh pejuang hak-hak orang Papua. Pada kesempatan perjalanan kelima ke Jayapura akhir tahun silam, saya tertarik saat Ivan, driver, bercerita kalau perjalanan kami akan melewati makam Theys. Makam itu terletak di bekas lapangan sepak bola Sentani, di pertigaan jalan menuju bandara Sentani.
Lokasi ini ramai setiap ada aksi 1 Desember, memperingati perjuangan Papua.
Hormat untuk semua yang telah dilakukannya. Semoga Papua makin bangkit dan sejahtera…