Indonesia, negeri dengan beragam pesona Kopi.
Saya harus jujur, saya bukan penggila kopi. Saya tak bisa meroasting kopi. Meski di pantry kantor ada alat itu. Saya juga tak bisa membedakan mana Kopi Papua, Kopi Aceh, Kopi Pontianak, Kopi Belitong, dan lain-lain. Seorang kawan baik menyebut, saya ini “pengabdi sachetan”. Plesetan dari filmnya Joko Anwar yang kondang itu.
Meski demikian, di berbagai kota yang saya datangi, saya usahakan mampir di kedai kopi legendaris tempat itu. Kopi Asiang Pontianak, Kopi Aming Sintang, Kopi Solong di Banda Aceh dan juga kedai-kedai kopi di Tarakan, Tanjung Pinang, Belitung, Boven Digul dan lain-lain. Tak terkecuali, Atjeh Connection di Jakarta.

Akhir tahun lalu kembali ke Jayapura. Dua kali dalam tiga bulan. Mampir deh ke kedai kopi depan hotel, Swissbell Pacific Jayapura. Nama outletnya ‘Kopi Papua Sejahtera’. Cocok buat kerja. Tepi laut, dengan wifi memadai.
Ndak ada yang istimewa. Bukan kopinya ga enak, tapi ya karena saya ga bisa membedakan Hot Coffee Latte di Jayapura atau di Café Centre Point di kantor MNC, Kebon Sirih. Yang pasti, terkenang keramahan penjaga kafenya. Pace-pace Papua yang ceria melayani tiap pengunjung.
Papua itu indah. Papua itu kopi. Papua itu friendly. Itu sudah.

