Vaksin Booster Kedua

Perang kembali terjadi di tubuh saya. Pergolakan hebat berlangsung ketika pasukan perang booster Pfizer siang ini disuntikkan ke lengan kiri.

Hari ini terpaksa melanggar intermittent fasting, makan pertama pukul 12 siang. Sebabnya, 1 Februari ini terjadwal mendapatkan suntikan vaksin booster alias penguat melawan Covid-19 untuk kali kedua. Pada yang pertama tahun lalu, saya mendapatkan dosis Pfizer separuh dosis 0.15 mililiter. Kali ini, jatahnya dosis penuh atau 0,3 mililiter. Tak lain karena vaksin primer saya, suntikan dan kedua, sama-sama dari jenis Sinovac.

Dari beberapa syarat yang disarankan panitia, dua di antaranya yakni, “Peserta dianjurkan untuk sarapan terlebih dahulu.” Dan, “Peserta diajurkan memakai pakaian yang memudahkan untuk vaksinasi.”

 Vaksinasi Covid-19 dosis penguat atau booster kedua bermanfaat untuk memberikan perlindungan dari risiko gejala berat dan risiko rawat inap bagi masyarakat.

“Vaksinasi Covid-19 Booster kedua akan memberikan perlindungan optimal bagi mereka yang telah divaksin lengkap,” kata Dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Jawa Tengah Indah Rahmawati SpP, Selasa (24/1/2023).

Halodoc menulis, beberapa studi menunjukkan bahwa booster kedua mampu mengurangi risiko penyakit parah dan kematian akibat COVID-19 pada populasi yang berisiko. 

Salah studi tersebut menemukan bahwa booster kedua hanya memberikan perlindungan 34 persen lebih baik terhadap infeksi daripada yang pertama. 

Penguat kedua juga memberikan perlindungan 64 persen lebih baik terhadap rawat inap, 67 persen perlindungan lebih baik terhadap penyakit parah, dan 72 persen perlindungan lebih baik terhadap kematian akibat COVID-19 daripada booster pertama.

Jadi, yuk, booster kedua.. Kenapa, menolak?

Leave a Reply

Your email address will not be published.