Pantun Citilink

Ini yang membedakan maskapai Citilink dengan pemain industri penerbangan lainnya.

Saya ingat di pertengahan 2001, sebagai kru Radio Salvatore Surabaya, kami kedatangan tamu. Ada talk show berbayar dari maskapai baru. BUMN. Disebut sebagai anak perusahaan Garuda Indonesia. Sebagai seorang berusia hampir 24 tahun yang sampai saat itu belum pernah terbang, saya memperhatikan dengan seksama perbincangan dari balik kaca studio.

Kini, sudah berkali-kali terbang, tentu saja. Sudah berbagai maskapai dirasa. Kemarin, terbang ke Yogyakarta International Airport, kembali dengan jasa Citilink. Airlines yang punya tagline ‘Enjoy Simplicity.’

Yang beda emang, Citilink lekat dengan pantunnya. Dibacakan oleh pramugari atau pramugara yang selalu jadi announcer setiap mau take off dan landed.

Saat mau terbang, disampaikan salam,

“Pagi-pagi makan cumi

Makannya di atas permadani

Terima kasih telah memilih kami

Selamat menikmati penerbangan ini…”

Di sela penerbangan, karena ini penerbangan murah jarak pendek yang tak menyediakan makanan, datanglah penjual pop mie dan lain-lain melintas di aisle. Seiring dengan pantun di pengeras suara,

“Bangun pagi makan nasi uduk

Lihat cuaca masih hujan

Bapak ibu yang lagi duduk

Kalau lapar jangan lupa jajan..”

Jam sembilan pagi, QG 774 mendarat di Kulonprogo. Bersamaan dengan peringatan untuk memakai sabuk pengaman, terdengarlah lagi lantunan,

“Musim hujan baju pun basah

Sudah dijemur tak kunjung kering

Para penumpang selamat berpisah

Terima kasih sudah terbang bersama Ciitlink.”

Leave a Reply

Your email address will not be published.