Rabu Abu, Hanya Debulah Aku

Masa Prapaskah dimulai. Ash Wednesday.

Romonya masih muda. Pastor Vinsen. Lengkapnya Pastor Vinsensius Rosihan A, Pr. Sesaat, petugas misa memberi pengumuman bahwa Misa Rabu Abu di iNews Tower, MNC Confrence Hall Lantai 3, itu akan terlambat.

“Romonya masih dalam perjalanan. Macet dari Kosambi,” jelasnya.

Sehari-hari Romo Vinsen memang melayani di Gereja Santo Matius Rasul di Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat.

“Saya masih anak kecil. Sempat dua setengah tahun bertugas di Papua,” kata romo yang memang tampak sangat muda itu. Data menunjukkan, Diakon Vinsen ditahbiskan menjadi imam oleh Uskup Suharyo pada Februari 2017. Masuk Seminari Mertoyudan 2003, lulus 2007, ia menjalani tahun pastoral orientasi di Keuskupan Medan dan Seminari Tinggi Santo Paulus, Kentungan, Yogya.

“Kalau ditanya kantor, apa puasa dan pantang kamu? Jawab balik saja, ‘Kamu nanya?’” kata Romo Vinsen, menyitir ungkapan ala Seleb Tiktok Alif Cepmek yang lagi ngetren di kalangan anak-anak muda.

Di akhir kotbah Misa Rabu Abu, Romo Vinsen menekankan, puasa tanpa doa namanya ‘diet’. Ratusan umat tertawa.

“Sementara kalau pantang dan puasa tidak dibarengi dengan amal dan perbuatan baik dan perbuatan kasih kita itu namanya ‘irit’. Lumayan tidak sarapan dan makan siang. Semoga kita jalani puasa dan pantang kita dengan doa, amal, sepenuh hati. Diterima Tuhan sebagai langkah laku tobat kita,” simpulnya.

Selamat Rabu Abu. Karena kita semua hanyalah debu, seperti lagu Lisa A. Riyanto itu…

Hanya debulah aku

Di alas kaki-Mu, Tuhan

Hauskan titik embun

Sabda penuh ampun

Tak layak aku tengadah

Menatap wajah-Mu

Namun ku tetap percaya

Maha rahim Engkau

Ampun seribu ampun

Hapuskan dosa-dosaku

Segunung sesal ini

Kuunjuk pada-Mu…

Leave a Reply

Your email address will not be published.