Pelajaran cepat bagaimana memitigasi krisis.
Banyak sekali pelajaran dipetik dari kehebohan berita akhir-akhir ini. Ketika seorang anak pejabat di lingkungan Ditjen Pajak Kemenkeu menganiaya dengan sadis laki-laki yang diduga mantannya pacarnya.
Dari kasus itulah nama-nama itu mencuat dan jadi perbincangan publik. Mario, David, Agnes, sampai Rafael, sang ayah Mario yang belakangan mendapat sanksi sosial dan sanksi profesional. Nama Agnes pun melambung jadi trending topic.
Ditjen Pajak alias DJP itu keren. Terutama tim komunikasinya. Medsosnya. Di kalangan kementerian dan satkernya, Ditjen Pajak termasuk yang paling kreatif membuat konten di media sosial. Selain emaknya, akun Kemenkeu, dan kementerian lain seperti KemenPUPR.
Saat terjadi krisis komunikasi dalam kasus ini, anak seorang pejabat Pajak yang bergaya hidup mewah dan melakukan tindak penganiayaan sadis, akun itu mendapat sindiran karena kok mendadak diam. Padahal biasanya akun medsos DJP termasuk sering ‘riding the wave’ atau JB-JB alias ‘join bareng’ pada sebuah percakapan. Sialnya, noda ini terjadi jelang bulan Maret, saat DJP gencar berkampanye agar masyarakat disiplin membayar pajak. Setidaknya mengisi Surt Pemberitahuan Tahunan.
Beruntung, vakum itu tak lama. Ditjen Pajak mengunggah permintaan maaf dari sang bos, Suryo Utomo. Tapi, ini saja ternyata tak cukup. Perlu orang yang lebih nomor satu untuk bicara. Orang yang lebih bersih. Orang yang lebih berintegritas. Orang yang lebih media darling. Orang yang kekayaannya disebut-sebut didekati nilainya oleh sang Papa penganiaya itu. Rp 58 miliar, konon.
Maka. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati langsung memberikan pernyataan pada konferensi pers khusus, Jumat, 24 Februari 2023. Bu SMI juga meminta agar masyarakat tidak kemudian jadi malas mengisi SPT dan membayar pajak karena perkara ini.
Sri Mulyani berharap kasus tersebut tidak serta-merta mengurangi komitmen masyarakat untuk membayar sekaligus melaporkan kewajiban pajak. “Masyarakat yang mungkin kecewa dan mungkin memiliki kemarahan terkait tingkah laku putra seorang jajaran Kemenkeu, tidak mempengaruhi komitmen kita bersama untuk membangun Indonesia,” pungkasnya.
Pagi itu, sang Papa dicopot melalui konpers. Jabatan strukturalnya, Kepala Bagian Umum Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kantor Wilayah Jakarta Selatan II, hilang karena dinyatakan melanggar disiplin pegawai negeri.
Rafael merespon. Ia tak hanya menerima keputusan hilang posisi strategis, tapi juga langsung mundur dari status Aparatur Sipil Negara, melalui surat bermaterei yang beredar ke mana-mana.
“Bersama ini, saya Rafael Alun Trisambodo menyatakan pengunduran diri atas jabatan dan status saya sebagai Aparatur Sipil Negara Direktorat Jenderal Pajak mulai Jumat, 24 Februari 2023. Saya akan mengikuti prosedur pengunduran diri di Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” tulis Rafael dalam surat itu, Jumat, 24 Februari 2023.
Begitu banyak pelajaran kita dapat dari peristiwa ini. Kasus hubungan anak dalam keluarga, jangan flexing kalau terlalu kaya, dan lain-lain. Saya hanya tertarik pada bidang saya: bagaimana sebuah institusi dan personal memadamkan krisis komunikasi yang terjadi pada dirinya. Dan baik Kemenkeu, Ditjen Pajak, bahkan sampai GP Ansor dan Menteri Agama, melakukan praktek sangat elok melewati kasus ini. Tak terkecuali langkah hebat Rafael Alun Trisambodo.