Praktisi teknologi berkumpul bersama pemangku kebijakan membahas ‘behind the scene’ Kartu Prakerja. Berupaya meningkatkan layanan teknologi digital untuk Indonesia yang lebih baik.
CALLING ALL Tech Enthusiast, Policy Makers, Pemerhati Kebijakan Pemerintah, Changemakers, dan kamu yang peduli atas perkembangan negara ini!
Sering merasa proses pelayanan publik itu kurang gercep? Atau punya pengalaman buruk saat lagi urus-urus administrasi?
Gimana sih pelayanan publik yang baik, efektif, efisien, dan menjawab kebutuhan 275 juta lebih masyarakat Indonesia?
Terus gimana pemerintah menjawab berbagai tantangan dalam pelayanan publik dan bertransformasi dengan teknologi digital?
Gimana juga pemerintah #JadiBisa mengakselerasi perubahan lewat kerjasama multipihak, inovasi, dan reformasi birokrasi?
Yuk kita jawab bareng di “3 Tahun Kartu Prakerja: Gebrakan Inovasi Pelayanan Publik” lewat diskusi lintas sektor!
TERBUKA UNTUK UMUM, GRATIS!
⏰ Rabu, 15 Maret 2023 | 9.30-17.30 WIB*
????The Ballroom at Djakarta Theater
Dapatkan e-certificate & doorpize!
Tiga tahun usia Program Kartu Prakerja akan dibahas dalam diskusi pada 15 Maret 2023. Prakerja yang lahir sejak 17 Maret 2020 sudah menjangkau 16,4 juta penerima manfaat di 514 kabupaten dan kota di 34 provinsi di Indonesia dengan anggaran Rp 59 triliun selama tahun 2020-2022. Sebagai sebuah program, Prakerja terbukti mampu menyesuaikan dengan konteks sosial yang dihadapi dimana di saat pandemi: bersifat semi-bansos. Sedangkan sesudah pandemi yakni mulai tahun ini, Prakerja murni sebagai program peningkatan kompetensi.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mengatakan meskipun banyak keterbatasan di masa pandemi, hasil studi evaluasi dampak oleh J-PAL SEA dan Presisi Indonesia membuktikan Prakerja berdampak positif terhadap pendapatan, kebekerjaan, kewirausahaan, kompetensi, dan produktivitas para penerimanya. “Kami bersyukur atas capaian ini, banyak pihak baik dalam maupun luar negeri seperti KPK, Bank Dunia, UNDP, UNESCO, UNDESA, UNPOG, UN Women, ILO dan Ratu Maxima (selaku UNSGSA untuk Inklusi Keuangan bagi Pembangunan) memberikan apresiasi kepada pelaksanaan program Kartu Prakerja,” kata Denni.
Semua kisah di balik layar itu dikupas tuntas dalam acara diskusi bertajuk ‘Tiga Tahun Kartu Prakerja: Gebrakan Inovasi Pelayanan Publik’. Diskusi sehari ini menampilkan pemangku kebijakan, industri, para pendobrak pelayanan publik, akademisi, birokrat, serta praktisi teknologi dan ekonomi digital. “Kami berharap mendapatkan masukan untuk lebih memperbaiki pelayanan. Sekaligus berbagi dengan instansi pemerintah tentang bagaimana meningkatkan kualitas pelayanan publik di era digital untuk masyarakat,” jelas Denni.
Menteri Koordinator Perekonomian RI Airlangga Hartarto akan menjadi pembicara kunci diskusi ini bersama Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih dalam ‘Leaders Session’. Topiknya tentang transformasi digital di sektor publik menjadi sebuah keharusan untuk mendukung ekonomi Indonesia tumbuh secara merata dan berkelanjutan.
Turut juga tampil Deputi Bidang Ekonomi Kantor Staf Presiden RI Edy Priyono, Executive Vice President Center of Digital BCA Wani Sabu, Vice President Wholesale Solution BNI Muin Fikri, Vice President of Technology & Data eFishery Rifan Kurnia, Software Development Engineer Sayurbox Irfan Maulana, Senior Vice President, Head of Design and Research Hijra Bank Borrys Hasian, Chief of Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan /Staf Ahli Menteri Kesehatan Setiaji, Head of Payments Infrastructure (GoPay and Midtrans) GoTo Financial Giovanni Sakti, Head of Product VIDA Sign Ahmad Taufik, dan Senior Financial Sector Specialist World Bank I Gede Putra Arsana. Event ini juga dimeriahkan standup comedian Abdur Arsyad.
Diskusi tiga tahun Prakerja bertujuan untuk membangun awareness dan menularkan inspirasi transformasi pelayanan publik dengan memanfaatkan teknologi digital yang inklusif. Selain itu, acara ini juga menyediakan wadah dialog dan berbagi pengalaman maupun pengetahuan dengan ahli dan profesional swasta mengenai prioritas dan hal-hal praktis yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. “Intinya, event ini mendorong aksi nyata untuk inovasi pelayanan publik yang lebih luas,” kata Denni.