First Flight Experience

Selalu ada yang pertama untuk segala sesuatunya. Einzel kali pertama naik pesawat sendirian.

Tak pernah lupa pengalaman pertama saya naik pesawat. 2002. Usia 25 tahun. Sebelumnya, 2001, mengantar seorang kawan dari Jerman ke Bandara Juanda, Surabaya. Saya bercerita padanya, “Albert, saya berulangkali ke bandara ini, tapi belum pernah sekalipun naik pesawat.” Ia kaget, dan berseru, “Really, Jo?”

Baru sejarah itu tiba setahun kemudian. Mendapat kesempatan mengikuti sebuah pelatihan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Jakarta dari Surabaya. Berangkat pakai kereta eksekutif menuju Stasiun Gambir. Saat pulang, juga dapat jatah tiket kereta, saya jual tiket KA Jakarta-Surabaya itu, dengan dipotong harganya tentu. Jadi sekitar Rp 200 ribu.

Berangkat ke Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Belum musim jual tiket online, beli tiket penerbangan ke Surabaya di counter bandara. Masih ingat itu, harganya Rp 400 ribu pas. Merpati, Jakarta-Surabaya, jam 10 pagi, sekitar Maret 2002. Itulah kali pertama naik pesawat. Dan tahun lalu, 2022 atau 20 tahun kemudian, bisa mencatat rekor terbang 42 kali dalam setahun.

Einzel mengalaminya kemarin. Naik pesawat sendirian. Usia 15 tahun sekian. Kalau naik pesawat bersama keluarga, ia sudah mengalami di usia setahunan, Mandala Jakarta-Jogja, lanjut ke Bali dan Singapura beberapa bulan kemudian. Begitulah, sampai ke Singapura, Malaysia, Thailand, Rusia, hingga negara-negara Timur Tengah.

Kali ini ia terbang dari Terminal 3 Cengkareng ke Yogya International Airport. Harga tiket Garudanya lebih murah dari kereta eksekutif. Diambil dari redeem Garuda Miles saya, ditambah ongkos pajak, airport tax dan lain-lain sekitar Rp 300 ribuan. Tak sampai sejam, pesawat GA 208 Boeing 737-86N berkode PK-GFS itu mendarat di bandara baru Jogja nan megah.

Sebuah pengalaman pertama. Selamat terus berprogres, Son…

Leave a Reply

Your email address will not be published.