Kawan-kawan sungkan saat saya meniru gaya pemain bola kelas dunia. Mengusap-usung kulit luar sepatu sang pemberi umpan yang menghasilkan gol.
Jangan pernah lupakan orang yang menuntunmu kepada keberhasilan. Dalam istilah manajemen sukses, ada analogi “pemegang tangga”. Anda bisa sampai di puncak karir karena ada yang memegang tangga, sehingga bisa naik pelan-pelan dan akhirnya hinggap di atas. Top level. Saya bilang, “naik tangga dengan smooth sampai ke atas”, lho. Bukan naik ke puncak dengan menginjak kepala teman. Berterimakasihlah pada temanmu yang memegangi tangga itu sehingga Anda tidak terjatuh dan sukses tiba di tujuan.
Di sepakbola ada istilah “assist”. Terjemahan bebasnya: umpan gol. Berasal dari kata assist, artinya membantu. Assistant atau asisten artinya pembantu. Pada permainan Football Fantasy Premier League, seorang pengumpan yang menjadikan gol mendapat poin juga. Memang nilainya masih di bawah sang finisher. Tapi, tanpa pemberi assist, gol tadi tetap tak akan tercipta, toh?
Ada dua gaya di sini, saat main bola di A1 Mini Soccer Field Gondangdia 12 Mei 2023 lalu, menunjukkan apresiasi saya pada pemberi assist dan juga kawan yang mencetak gol. Pertama, mengelap sepatunya. Tepatnya, aksi mengelus-elus kulit luar sepatu bola sang pengumpan sehingga saya bisa mencatat nama di daftar pembuat skor. Kadang beberapa teman rishi diperlakukan seperti ini. Tapi, sebagaimana saya menghormati mereka, maka mereka juga harus menghormati saya untuk memuliakannya.
Kedua, menggendong atau meminta gendong kawan yang memberi umpan atau juga yang mencetak gol. Sekali lagi, seperti tulisan di sini: olahraga adalah kegembiraan. Rayakanlah keberhasilan itu. Jangan bermuka datar ala Rafa Benitez saat tim mencetak gol.
Hap… saya melompat ke punggung seorang kawan setelah gol tercipta. Either saya yang bikin gol dan dia yang bikin asisst, atau dia yang bikin gol tapi bukan saya pengumpannya.
Jangan lupa gembira. Dan jangan lupakan sumber pembuat kegembiraan itu…..