Beruntung bisa mengenal Obed Bima Wicandra, seniman, aktivis, dan penggemar berat sepak bola.
Kami dipertemukan sebagai sesama suporter Liverpool dan Persebaya. Obed lahir dan besar di Kediri, mengajar di Surabaya, tinggal di Sidoarjo dan kini menempuh pendidikan doktoral di Yogyakarta. Saat ini, ayah seorang puteri yang baru saja diterima sebagai mahasiswi Fakultas Filsafat UGM itu berada di Jakarta untuk dua perhelatan. Menghadiri pameran desain ‘Pot Luck’ yang menyertakan karyanya di Taman Ismail Marzuki, serta Festival Ide dan Literasi bernuansa Prancis di Salihara Arts Center.
Di TIM, satu karyanya terpampang. Judulnya: Profil Bonek Writers Forum. BWF ini juga ekosistem yang mempersatukan kami, para jurnalis dan aktivis penggemar berat ‘Bajul Ijo’. Lihatlah baik-baik karya dengan media ‘print on paper’ itu.
Menurut Obed, ilustrasi ini dibuat sebagai profil Bonek Writers Forum, sebuah komunitas penggiat literasi pecinta Persebaya. Forum yang terus menyerukan literasi dalam dunia suporter sepak bola. “Kecintaan pada klub ditumpahkan juga salah satunya dengan merawat ingatan pada Persebaya melalui tulisan maupun gambar. Melalui literasi, rivalitas antarsuporter menjadi sehat,” kata lulusan Desain Komunikasi Visual Institut Seni Indonesia Yogyakarta dan pemilik gelar master Studi Budaya dari Universitas Gadjah Mada ini.
Di beberapa buku terbitan BWF, Obed berperan penting dalam urusan tata letak dan visual cover. Kini, pria gondrong yang mengambil S-3 Kajian Budaya di Universitas Sanata Dharma itu tengah mempersiapkan buku tentang mural suporter sepak bola di Indonesia.
“Ini lagi nyicil mendokumentasikan mural Jakmania di Jakarta, suporter sepak bola di Yogya, dan juga Jawa Timur,” ungkap Obed. Ia menegaskan, mural merupakan ekspresi suporter. Apapun, bisa sebagai ungkapan kebanggaan, kegembiraan, atau juga protes pada manajemen klub maupun federasi. “Namun, rata-rata yang saya temui, mural itu ekspresi kebanggaan pada klub. Tak heran jika kemudian mural menjadi penanda suatu kota/daerah mengenai ‘kuasa wilayah’ dilihat dari mural klub sepak bola,” urainya.
Dua piring nasi rames berteman tahu goreng dan krupuk menemani perbincangan kami di kantin TIM versi baru pada senja itu. Sempat pula kami bertemu Beng Rahadian, ilustrator kondang yang juga Kopites, sebutan bagi pencinta The Reds Liverpool.
“Bukan main, Obed ini. Bikin karya tentang Bonek di kandang Macan Kemayoran,” kata Beng, adik ipar Muhammad Gunawan Hendromartono alias Gugun Gondrong, pembawa acara idola pada eranya, yang juga dikenal sebagai penggemar berat Persija Jakarta. Sekadar catatan, saat ini hubungan Jakmania dan Bonek sudah membaik. Pada laga Liga 1 di Gelora Bung Karno, akhir Juli lalu, ratusan bonek diterima di tribun barat daya, berbaur dengan 50 ribuan Jakmania.
Selamat terus ‘wani’ berkarya, Pak Kandidat Doktor. Tuhan berkati, dan You’ll Never Walk Alone!