Asam Urat Peyek

Kembali tes medis dua mingguan. Indikator asam urat tertinggi dalam dua bulan terakhir. Evaluasinya, terlalu banyak kacang dan ijo-ijoan.

Beberapa kali bertemu teman, berfoto, rasanya senang kalau melihat diri lebih slim. Pada yang mengomentari, saya berujar tentang kuatnya pengaruh IF alias intermittent fasting. Makan dari jam 12 siang sampai jam 20. Atau detoksifikasi badan dalam ‘puasa’ 16 jam. Logikanya, jika tak ada karbohidrat dan protein masuk, maka yang ‘digerogoti’ tubuh sebagai sumber energi adalah lemak. Sekelas di atas IF namanya Omad. One Meal a Day. Makan berat sekali sehari. Beberapa kali mencoba melakukannya. Efektif.

Dua pekan sekali melakukan tes medis sederhana. Di apotek K-24, dengan metode hanya mengeluarkan darah melalui alat tusuk di ujung jari. Bukan melalui ambil darah di lengan yang kabarnya lebih akurat.

Pada tes malam tadi, semua masih baik-baik saja. Kadar gula darah yang 100 mg/dl dan kolesterol 161 mg/dl tergolong paling rendah. Sebaliknya, asam urat dengan angka 7,1 jadi yang tertinggi dalam dua bulan terakhir.

“Kurangi sayuran yang hijau-hijau. Juga kacang-kacangan,” kata Suci, petugas pemeriksa di Apotek K-24 Cokroaminoto, Ciledug. Kalau dievaluasi, sepertinya dalam sepekan terakhir pernah dua kali makan pecel dengan porsi peyek kacang cukup banyak. Termasuk sayuran lalap, yang dalam konteks lain tentu lebih menyehatkan daripada daging.

Urusan tes medis dan indikatornya begini memang kadang dilema. Kurangi satu indikator di asam urat, naik di kolesterol. Dan sebaliknya. Tapi, evaluasi tetap perlu. Makan apa saja sebenarnya boleh.  Asal jangan terlalu banyak. Dan juga jangan terlalu sering.

Semoga dua pekan lagi bisa lebih baik dan bisa mengerem diri.

Leave a Reply

Your email address will not be published.