Seorang sahabat pergi. Memilih pulang ke Pangandaran.
Kemarin Hendi pamit. Ia seorang asisten yang tekun dan pekerja keras, selama 3,5 tahun ini saya bekerja di Kebon Sirih. Saya mengenalnya sejak Hendi masih single, lalu ia memberikan undangan pernikahan dengan Sintia Oktapiani, teman masa kecilnya di kawasan selatan Jawa Barat kampungnya.
Setahun kemudian, Hendi kembali mengabarkan kelahiran putrinya, Zulfana Qotrunnada Sebulan sekali ia pulang menengok dua perempuan itu. Berkereta KA Serayu lewat jalur Pasar Senen-Banjar. “Dari Kota Banjar naik angkot ke pasar dekat rumah di Pangandaran. Di pasar dijemput isteri pakai motor,” kata Hendi. Total perjalanan sekitar 9-10 jam.
Awal bulan ini, Hendi memberi pengumuman mengagetkan. “Saya permisi mau pulang. Istirahat dulu di sana, sambil merencanakan berbagai usaha,” pamitnya awal bulan ini.
Kaget, tentu saja. Tapi, pria 24 tahun ini telah memilih jalan hidupnya. Lebih tenang di kabupaten berjuluk ‘Hawaii van Jabar’, membesarkan puteri tercintanya. Jalan hidupnya masih amatlah panjang. Kami kehilangan etos kerja dan loyalitasnya.
Semoga lebih nyaman di kampung halaman, sampai berjumpa kembali di kehidupan mendatang dengan lebih sehat, sukses, dan penuh, berkah, Hendi!
Terima kasih atas kebersamaan & pengalaman hidup yg luar biasa, senang bisa jadi bagian cerita Mas Jojo
Sampai bertemu lagi dilain kesempatan ????