Rick Bonek Londo

Senang bertemu Rick Braker. Siang kemarin dia datang ke kafe kantor saya. Saya jamu bakso urat terenak di dunia. Saya belum pernah bertemu dengan pria 30-an tahun asal Nijverdal ini. Kami terhubung di WA Grup Bonek Writers Forum, para pegiat literasi pencinta Surabaya.

Baru mendarat dari Schiphol ke Cengkareng menumpang maskapai Turki, Rick memberi kode agar saya tak cemas bagaimana mencarinya. “I’m walking litl bit around. But you can see me. The only 1 bulle heer with Persebaya shirt,” pesannya dalam teks Whats App.

Kami bertemu. Dia menyukai bakso itu, dan sebaliknya, heran mengapa saya tak menyentuh sambal dan saus yang tersedia. Saya memang Arek Suroboyo asli, dan kebanyakan warga Surabaya suka makanan pedas. Tapi, saya lebih enjoy makan bakso “putihan”.

Perbincangan mengalir. Mengingatkan saya kenangan 13 tahun silam ke negeri oranye tiga pekan. Rick pun mengungkap itinerarynya: dari Jakarta hendak berkereta ke Solo, lalu nonton bola di Sleman, lanjut pembukaan Piala Dunia U17 di Surabaya, dan menikmati home match Persebaya.

Banyak literatur menjelaskan siapa dirinya. Bolasport menulis, kecintaannya pada Persebaya berawal dari nonton Youtube tujuh tahun silam. “Pertama kali tahu saat menonton Youtube, sejak saat itu saya langsung jatuh cinta kepada Persebaya,” kata Rick.

Nonton Persebaya langsung pun sudah berkali-kali dilakoninya. Diawali pada 2017 saat Persebaya masih terpuruk di Liga 2. “Di mata saya, Persebaya adalah klub yang luar biasa. Saya melihat Bonek juga sangat fanatik. Saya tertarik hanya melihat cara Bonek mendukung Persebaya, itu saja,” imbuh Braker, yang sehari-hari jadi manajer sebuah restoran di kotanya.

Kunjungan kali ini, rencananya sampai akhir November. Semoga puas kembali menghangatkan darah bonekmu, Rick!

Leave a Reply

Your email address will not be published.