Terminal Purabaya atau Bungurasih di batas Surabaya-Sidoarjo sudah jauh lebih modern daripada saat saya kerap ‘menggelandang’ ngebus dari kota ke kota di tahun 1990-an dan awal 2000-an.
Dari Pelabuhan Tanjung Perak dan Stasiun Pasarturi kami lanjut ke Terminal Tipe A Purabaya – Bungurasih, Surabaya. Saya pun menarik memori lama. Kerap bepergian ke Malang, Jawa Tengah, Yogya dan daerah-daerah lain dari sini. Ya tugas liputan, ya jalan-jalan.
Kini, Bungurasih jauh lebih maju. Kaget saya melihat ada eskalator di sana. Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Maria Kristi Endah Murni diterima Koordinator Satuan Pelayanan (Korsatpel) Terminal Purabaya Surabaya, Ahmad Badik. Pria ini sehari-hari ‘mengelola’ 1.700-1.800 unit bus.

“Lonjakan penumpang saat Libur Nataru terasa sekali. Dari perkiraan 50 persen ternyata mencapai 100 persen lebih Rata-rata penumpang naik turun sehari 20 ribu orang, pada 24 Desember mencapai 53 ribu dan 25 Desember kemarin 46 ribu orang. Tujuan penumpang terbanyak ke Semarang, Solo, Yogyakarta, hingga ke Terminal Mengwi, Bali,” urainya.
Bungurasih alias Surabaya, senang bisa menengokmu walau sekejap.
