Film The Architecture of Love (TAOL) menceritakan dua orang yang mencoba mengisi kekosongan hatinya setelah kehilangan pasangan dalam pernikahan dengan alasan berbeda. Tidak semua yang kosong itu harus diisi.
TAOL memiliki karakter kuat tentu karena dua aktor utamanya. Nicholas Saputra, sebagaimana Reza Rahadian, masih menjadi magnit utama perfilman Indonesia. Setelah era Lukman Sardi, dan di atas era Iqbaal Ramadhan, Jefri Nichol, atau Jourdy Pranata.
Nicho masih menjadi pilihan nomor satu untuk pelakon berkarakter cool, sebagaimana sukses dijalaninya di dua sekuel ’Ada Apa dengan Cinta’, ’Gie’, dan ’3 Hari untuk Selamanya’. Film-film Nicho lain, tak terlalu mengeksplore sisi ’cool’-nya, sebagaimana memerankan River Yusuf alias ‘Bapak Sungai’ di TAOL.
Adapun Putri Marino, menjadi perempuan manis yang smart dan lincah. Menyukainya sejak ’One Night Stand’.
Begitu banyak quotes menarik dari TAOL, film adaptasi dari novel karangan Ika Natassa berjudul serupa di bawah arahan sutradara senior yang filmnya selalu punya rating tinggi, Teddy Soeriaatmadja,
“Tidak semua yang kosong itu harus diisi karena bisa jadi cerita baru akan merusak memori yang bahagia.”
“Cinta adalah anugerah dan patah hati adalah musibah, and that’s a life.”
“Setiap gedung punya cerita, setiap manusia punya trauma.”
“Jatuh cinta itu bisa ngebuka block apa pun dalam hidup.”
“Mampu merasakan cinta, tanpa harus dicintai balik itu cukup.”
“Whereever the River flows, flows that’s where i want to be”
“Mungkin takdir gue begini. Cuma jadi tempat persinggahan, gak pernah jadi tempat tujuan.”
\