Meeting lagi di Bandung. Kali ini ke arah Lembang terdapatlah hotel dengan eksterior unik. The Gaia Hotel, kawasan Ledeng, Setiabudi.
Tak hanya bangunan tempat meetingnya yang nyentrik. Di dalam kamar pun keren. Ada semacam bebatuan -dari kayu- ditaruh sebagai ornamen di meja kamar.
Selain itu penataan cermin dan lemarinya juga asyik. Terdiri dari tiga tower, kita tak merasa jika kamar yang tertera di lantai 6 ternyata ada di bawah lobby. Ruang meeting ’Altitude’ kami terletak bersampingan dengan kolam renang yang seperti menjorok dengan lembah. Sebenarnya enggak juga, masih ada space yang memadai dari bibir kolam renang dengan semacam ‘hutan’ di samping hotel.

Harga kamar per malam sekitar Rp 1,7 juta. Tentu tergantung hari apa Anda menginap di sana. Weekdays atau weekend.
Indonesia Design menulis Hotel bintang lima yang terinspirasi dari gaya Art Deco ini berdiri di atas lahan seluas 2,3 hektar dan dirancang seperti desa modern, menawarkan berbagai fasilitas dan aktivitas untuk semua orang, mulai dari pelancong bisnis hingga liburan keluarga yang menenangkan.

Fitur utama di hotel ini adalah empat karya seni kontemporer yang dipesan oleh seniman yang berbasis di Bandung. “Echoes” karya Bagus Pandega adalah instalasi lampu yang dikumpulkan dari seluruh Bandung. Sensor yang terpasang, dinyalakan pada waktu tertentu, membuat beberapa lampu menyala sebagai respons terhadap suara seperti tepukan tangan. Di tengah kolam renang terdapat patung awan perak karya Erwin Windu Pranata. Judul “Mega Suryalaya” berarti sebongkah awan di surga.
Gaia Hotel merupakan hasil karya arsitek Anthony Liu dan Ferry Ridwan, dua arsitek lulusan Universitas Tarumanagara Jakarta. Tak salah, hotel ini menjadi salah satu destinasi penginapan baru yang sangat populer di Bandung. Perpaduan konsep modern village dan art deco yang diusung, menjadi lebih mewah dengan penggunaan Vinyl Verde dan Vinyl SPC dari Lantekayu pada lantai ruangan.





