Porta Sancta: Gereja Tujuh Kedukaan Maria, Pandu, Bandung

Kami pun melakukan Porta Sancta di wilayah Keuskupan Bandung.

Nama resminya Paroki Bunda Tujuh Kedukaan. Karena terlatak di Jalan Pandu, Kota Bandung, kerap disebut sebagai Gereja Pandu. Berada dalam naungan tarekat OSC atau Ordo Salib Suci, Sanctae Crucis Canonicorum.

Dari sinilah, kita sadar ada tujuh kedukaan yang dialami Bunda Maria.

Tujuh Dukacita:

  1. Dukacita pertama: Nubuat Simeon (Lukas 2:34-35)

Simeon bernubuat dan berkata kepada Maria, bahwa anak Maria, Yesus, telah ditentukan untuk menjatuhkan dan membangkitkan banyak orang di Israel and akan menjadi suatu tanda pembantahan. Pembantahan itu akan menyakitkan Maria seperti suatu pedang yang menembus dirinya.

 2.     Dukacita kedua: Melarikan Yesus ke Mesir (Mat 2:13)

Dalam mimpi, malaikat berpesan kepada Yosef agar melarikan diri bersama Maria dan bayi Yesus dari aniaya raja Herodes. Ini merupakan pedang dukacita bagi Maria yang bingung karena harus mengungsi dengan seorang bayi yang baru dilahirkan. Di mana harus tinggal? Bagaimana dengan kebutuhan sehari-hari?

3.     Dukacita ketiga: Hilangnya Yesus di Bait Allah (Lukas 2:43-45)

Pedang ketiga sesaat Maria dan Yosef kehilangan Yesus setelah mengunjungi bait Allah pada hari perayaan Paskah di Yerusalem. Mencari anaknya selama tiga hari. Membayangkan bagaimana perasaan seorang ibu begitu gelisah dan takut kehilangan putra satu-satunya.

  4.     Dukacita keempat: Perjumpaan dengan Yesus saat menjalani hukuman mati

Sebagai seorang ibu, melihat anaknya yang sakit, betapa rasanya lebih sakit dari yang sakit.  Apalagi melihat anak yang akan dihukum mati. Membayangkan bagaimana sakitnya pedang yang tembus ke dalam jiwa Bunda Maria.

5.     Dukacita kelima: Yesus wafat (Yoh 19:25)

Membayangkan seorang ibu yang melihat Putranya yang tak berdosa dianiaya dengan keji and dihukum mati didepan matanya. Bunda Maria tidak berontak atau mencaci maki; dia menerima. Sepertinya dia tahu bahwa anaknya harus menjalankan penderitaan itu demi menebus dosa-dosa manusia. Segala sengsara Yesus adalah sengsara Maria. Jika ketika Yesus berkata: “Aku haus.” Bunda Maria pun tidak mampu memberikan setetes air.

6.     Dukacita keenam: Lambung Yesus ditikam dan jenazah-Nya diturunkan dari salib (Mat 27:57-59)

Waktu Yesus disalibkan, semua muridnya tidak hadir, kecuali Yohanes. Bunda Maria mengalami semuanya, melihat anaknya yang ditusuk lambungnya dan  menghembuskan nafas terakhir. Pedang dukacita yang sangat menusuk untuk seorang ibu. Maka, bunda Maria sangat mengerti kesedihan kita semua dan tidak akan meninggalkan kita. Mungkin kita juga seperti murid2 Tuhan Yesus yang meninggalkan Yesus tetapi Yesus tidak akan pernah meninggalkan kita. Bunda Maria selalu membantu kita untuk mendekatkan diri lagi kepada Yesus. Berdoalah kepada Bunda Maria sesaat kita merasa jauh pada Yesus, sesaat hati kita sedih dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

7.     Dukacita ketujuh: Yesus dimakamkan (Yoh 19:40-42)

Ada pepatah: “It is hard to lose a son or a daughter, but it is harder to bury Christ. To be motherless is a tragedy but to be Christless is hell”. 

“Sangatlah susah ketika kehilangan seorang anak, tetapi terlebih susah lagi ketika harus menguburnya. Hidup tanpa seorang ibu adalah sebuah tragedi, tetapi hidup tanpa Kristus bagaikan hidup di neraka”

Selain tempat-tempat pemberhentian melambangkan kedukaan itu, kami juga baru paham, ternyata malaikat Tuhan itu ada tujuh nama. Tak hanya tiga seperti yang selama ini dipahami: Mikhael, Gabriel, dan Rafael. Di sini, ada perwujudan para Malaikat Agung itu.

  • Mikhael

Malaikat perang yang melindungi manusia dari musuh, menghancurkan Sodom dan Gomora, dan membantu penguburan Nabi Musa

  • Rafael

Malaikat yang berarti “Tuhan yang menyembuhkan”. Ia menjaga Sakramen Tobat dan digambarkan membawa minyak pengurapan dan ikan

  • Gabriel

Malaikat Inkarnasi yang juga dikenal sebagai malaikat belas kasihan. Ia menjaga Sakramen Baptis dan memberitakan kabar gembira

  • Uriel

Malaikat yang membawa pedang kebenaran bagi prajurit Kristus melalui sakramen krisma

  • Yehudiel

Malaikat yang berperan sebagai penolong di dalam Sakratul Maut dan Penjaga Sakramen Pengurapan Orang Sakit

  • Zadkiel

Malaikat belas kasih, yang menahan pisau Abraham untuk tidak membunuh ishak dalam pengorbanan kepada Tuhan. Kita mohon doanya untuk dapat mengampuni orang yang bersalah kepada kita.

  • Jophiel

Malaikat membawaa hukum dan seni. Kita mohon doanya supaya ada keindahan, kebahagiaan pada pikiran dan perasaan dalam berbagai situasi kehidupan.

Di Gereja Pandu, juga terdapat tempat untuk mengenang mereka yang permohonannya terkabulkan. Orang-orang ini bisa kembali lagi dan memberikan kesaksian atas terkabulnya doa. Kesaksian itu bisa berupa menempelkan rosario maupun benda-benda lain.

Nah, setelah berdoa dan berkeliling di Gereja Pandu, jangan lupa isi perut dengan Mie Kaki Sapi Pak Usi di depan gereja!

Leave a Reply

Your email address will not be published.