Hari kedelapan bersama Covid-19
Dalam kebosanan pada keterasingan di lokasi isolasi ini, ingatan melayang menuju kenangan sebelas tahun silam.
"the future belongs to those who believe in the beauty of their dreams, masa depan adalah milik mereka yang percaya kepada keindahan mimpi-mimpinya.."
Hari kedelapan bersama Covid-19
Dalam kebosanan pada keterasingan di lokasi isolasi ini, ingatan melayang menuju kenangan sebelas tahun silam.
Catatan kenangan dua tahun silam, menemukan warung Malang di Belanda.
Betapa bersoraknya kami saat menemukan restoran Indonesia di Bussum, sebuah nama kabupaten di Belanda Utara yang tak pernah ada di peta dunia anda. Segala keluhan akan nasi dan makanan berkuah terselamatkan begitu menemukan sebuah rumah makan bernama “Sinar Djaya” yang terletak tak jauh dari pusat kota berpenduduk 30 ribu jiwa ini.
Restoran “Sinar Djaya” dikelola Hira Lal, seorang mantan pekerja di bursa efek Belanda yang banting setir menjadi wirausahawan kuliner. Hira berasal dari Kauman, Malang, dibantu dua teman sedaerahnya, Wawan asal Buring, dan Ali dari Kepanjen. Sepetinya umumnya orang Malang yang membiasakan diri dengan bahasa walikan, mereka selalu bangga mengaku sebagai “Kera Ngalam” di manapun berada.