Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020

Antusiasme Reporter, Modal Besar Live Report

Saat reporter bersemangat dan ekspresif menyampaikan liputan live, itu kunci awal tayangan akan ditonton. Tapi kalau wajah dan suaranya begitu datar, tak salah jika remote control bertindak kejam pada karyanya.

Dalam live report, saat reporter menyajikan situasi di mana dia berada, dia menjadi wakil mata dan telinga bagi pemirsa, pendengar dan publik yang berada di kejauhan.  Lupakan “kualitas” wajah, lupakan postur tubuh, lupakan semua yang menjadi hambatan. Karena semangat, dan aksentuasi yang jelas akan menutup berbagai kelemahan itu. Yang penting, message dan value-nya ter-deliver. Karena inti semua liputan dan karya jurnalisme hanya satu: agar jelas apa pesan yang disampaikan.

Continue reading “Antusiasme Reporter, Modal Besar Live Report”

Membuat Live Report Tidak ‘Garing’

Kelebihan liputan ini: gambar tajam, pembawaan jelas. Kekurangannya: Visual monoton, dan headroom terpotong.

Eka Erviana Rachmawati membawakan liputan langsung kampanye Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dari pelataran Stadion Utama Gelora Bung Karno. Sayang, sepanjang hampir 1 setengah menit laporannya, tampak monoton.

Mengenakan jas almamater, Eka terlihat lebih percaya diri di tengah panasnya Stadion Utama GBK yang dikepung ribuan simpatisan Hanura. Namun, semangatnya kurang diimbangi materi liputan maupun sisi teknis yang ‘bermasalah’. Tak ada narasumber atau peserta kampanye diajak ngobrol. Taka da CG keterangan menjelaskan situasi. Pun tak ada insert visual pendukung, kecuali hanya terfokus pada wajahnya.

Continue reading “Membuat Live Report Tidak ‘Garing’”

‘Element of Surprise’ Hanura

Dalam liputan kampanye Hanura di Jakarta Selatan, Crisma Putri ‘bermain-main’ dengan anak-anak sebagai elemen yang membuat shownya lebih keren.

Sebuah live report harus memiliki kekuatan yang mengejutkan, lazim disebut ‘element of surprise’ agar penonton tetap dapat terjaga mengikuti laporan itu dan tak terburu memindahkan kanal televisi ke stasiun lain.

Crisma memilih obyek anak-anak sebagai tema utamanya dalam liputan kampanye Hanura. Anak-anak yang belum memiliki hak suara dan belum saatnya terlibat politik praktis, diajaknya berbicara secara natural di tengah keriuhan kampanye.

Continue reading “‘Element of Surprise’ Hanura”

Hanura, Kampanye Terakhir, Menjadi yang Terakhir?

Bermodal maksimal, hasil yang diraih partai Hanura justru minimal. Tak ada surprise berarti dalam perolehan suara pemilu legislatif. Begitupula liputan kampanye ini. Seharusnya bisa menampilkan unsur “kejutan”.

Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) memiliki modal lebih dari cukup untuk sekadar melewati ambang batas parlemen 3,5 persen. Apalagi masuknya konglomerat sekaligus mogul media Hary Tanoesoedibjo ke partai bernomor sepuluh ini pada Februari 2013 menjadi suntikan kekuatan berarti. Ya finansial, ya pengaruh publik lewat kekuatan media. Berselang lima bulan, Hary Tanoe yang baru saja lompat dari Partai Nasdem pun didapuk menjadi Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Hanura. Pada bulan Juli tahun lalu juga, pasangan Wiranto-Hary Tanoe dideklarasikan sebagai duet capres-cawapres dari partai ini. Hanura menjadi partai peserta pemilu satu-satunya, yang mengusung paket pemimpin eksekutif pada pemilu legislatif 9 April.

Continue reading “Hanura, Kampanye Terakhir, Menjadi yang Terakhir?”