Saat reporter bersemangat dan ekspresif menyampaikan liputan live, itu kunci awal tayangan akan ditonton. Tapi kalau wajah dan suaranya begitu datar, tak salah jika remote control bertindak kejam pada karyanya.
Dalam live report, saat reporter menyajikan situasi di mana dia berada, dia menjadi wakil mata dan telinga bagi pemirsa, pendengar dan publik yang berada di kejauhan. Lupakan “kualitas” wajah, lupakan postur tubuh, lupakan semua yang menjadi hambatan. Karena semangat, dan aksentuasi yang jelas akan menutup berbagai kelemahan itu. Yang penting, message dan value-nya ter-deliver. Karena inti semua liputan dan karya jurnalisme hanya satu: agar jelas apa pesan yang disampaikan.
Continue reading “Antusiasme Reporter, Modal Besar Live Report”