Suasana hommy menyergap begitu taxi membawa kami keluar dari bandara.

Empat hari ini, sampai Selasa (18/6), untuk sebuah pertemuan jurnalis internasional, saya terdampar di Kamboja. Mendarat akhir pekan lalu, lewat penerbangan yang tersambung dari Kuala Lumpur, rasa sebagai “keluarga Asia Tenggara” langsung hinggap begitu Boeing 737-300 milik Malaysia Airlines mendarat di Phnom Penh International Airport.
Begitu taxi yang kami gunakan meninggalkan bandara menuju kawasan Sisowath Quay di bilangan pusat kota Phnom Penh, tarif sudah dipatok 9 Dollar AS, ingatan langsung terputar ke Jakarta era 1970 hingga 1980-an.
Continue reading “Phnom Penh, Selamat Datang di Jakarta Zaman Biyen”