Tugas Berat Presiden, Tolong dong Tuhan…

Mister Barack Obama menjalani periode terakhir masa kepresidenannya. Harapan terlalu tinggi? Mampukah dia? So help me God.

Suasana dalam Gedung Capitol. Tempat Obama dilantik.
Suasana dalam Gedung Capitol. Tempat Obama dilantik.

“I, Barack Obama, do solemnly swear (or affirm) that I will support and defend the Constitution of the United States against all enemies, foreign and domestic; that I will bear true faith and allegiance to the same; that I take this obligation freely, without any mental reservation or purpose of evasion; and that I will well and faithfully discharge the duties of the office on which I am about to enter. So help me God.”

Itulah sumpah Barack Obama saat dilantik kemarin, sebagaimana sumpah yang sama diucapkan Presiden Amerika Serikat sejak 1789. Menjadi menarik dalam sumpah jabatan Presiden AS karena adanya kalimat terakhir “So help me God”. Ini menyiratkan ungkapan jujur ketidakmampuan manusia dalam mengemban tugas besar sebuah negara besar, mempertahankan Konstitusi dari ancaman semua musuh, baik dari dalam maupun luar negeri.

Beruntung saya pernah masuk ke Gedung Capitol, tempat dilaksanakannya inagurasi Presiden AS. Gedung yang menjadi lambang konstitusi dan demokrasi di negara berpenduduk terbanyak ketiga di dunia itu. Di sinilah anggota Kongres, yang terdiri dari House of Representative dan Senat berkumpul. Yang unik, selain masih menjadi gedung utama perhelatan demokrasi, Capitol Hill juga bebas dikunjungi laksana museum, gratis. Itulah Amerika, yang selalu mencoba mempertahankan statusnya sebagai negara “paling” di dunia, termasuk “paling demokratis”.

Pelajaran dari segala proses pelantikan presiden ini, Amerika mendesain segala sesuatunya untuk mengikat orang bahwa inilah negara demokrasi terbesar di dunia. Pengamat masalah hubungan interenasional Dinna Wisnu memaparkan, orang Amerika menghayati bahwa setiap mereka adalah “budak”, yang memiliki hak sama untuk bisa “sukses”.

Tantangan perbaikan ekonomi

Manekin Obama di pusat kota Washington DC. Dipuja sebagai tokoh pemersatu.
Manekin Obama di pusat kota Washington DC. Dipuja sebagai tokoh pemersatu.

Obama kini berada dalam saat-saat menentukan dalam perjalanan sebuah negara bernama Amerika Serikat. “Kesulitan fiskal dan hutang yang membelit AS menjadi tantangan tersendiri bagi Obama. Terutama karena terbukti masyarakat Amerika masih mempercayainya sebagai figur yang mempersatukan,” kata Dinna dalam Dialog Kompas Pagi Kompas TV, Selasa (22/1).

Dinna menambahkan, kemitraan strategis Indonesia dengan AS semakin diperkuat dengan terpilih kembalinya Obama. “Karpet merah hubungan baik kedua negara telah digelar. Bukan hanya bagi Indonesia, tapi juga bagi negara Asia Pasifik,” kata Direktur Program Pascasarjana Bidang Diplomasi Universitas Paramadina ini.

Menghadiri pesta pelantikan Obama di Jakarta, 2009. Empat tahun pertama usai.
Menghadiri pesta pelantikan Obama di Jakarta, 2009. Empat tahun pertama usai.

Krisis ekonomi yang mendera AS menjadi masalah berat bagi Obama karena keputusan-keputusannya kerap ‘direcoki’ melawan politisi Republikan yang menguasai parlemen. “Pada 2009-2012, apapun yang dilakukan Obama selalu di-block sehingga harapannya Partai Republik menang dalam pemilu. Tapi setelah Romney kalah, kini mereka mulai memberikan jalan bagi Obama. Karena kalau tidak, ekonomi AS akan makin terpuruk,” kata Dinna.

Masalah besar membelit Obama, tapi ia tegas menyatakan dalam sumpahnya, “So help me God!”

Leave a Reply

Your email address will not be published.