Artis Jadi Caleg, Apa Salahnya?

Beramai-ramai artis mendaftar (atau didaftarkan partai politik) jadi calon legislator Pemilu 2014. Memang kompeten atau aji mumpung?

sontul
Putri Nere, Sonny Tulung, Ratna Dumila dan Aiman Witjaksono. Ngobrolin caleg artis dari sumbernya.

Hari-hari ini, partai politik peserta pemilu sibuk mempersiapkan daftar nama yang akan menjadi calon legislatif mereka untuk pemilihan umum tahun depan. Siapa saja caleg dari masing-masing partai, dan untuk daerah mana mereka akan ditempatkan bertarung, masih tanda tanya, sampai nama itu benar-benar didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum 6-15 April mendatang.

Beberapa bocoran atau berita awal menyebutkan, Pemilu 2014 kembali akan ramai dengan perang bintang, yakni bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, dan bintang-bintang lain, yang selama ini akrab kita saksikan di layar kaca sebagai pesohor. Dari Partai Kebangkitan Bangsa, tercatat ada nama Krisna Mukti, Putri Nere, Arzetti Biblina, Tommy Kurniawan, dan Mandala Shoji. Sementara dari Partai Hanura ada Krisdayanti, dari Partai Amanat Nasional ada Desy Ratnasari, serta pasangan Ikang Fawzi-Marissa Haque. Di Partai Nasdem bercokol Melly Manuhutu dan Joice Triatman, di PPP ada Sigit Purnomo Syamsuddin Said alias Pasha Ungu, serta di Partai Golkar ada presenter Charles Bonar Sirait.

Dalam dialog Kompas Petang, Selasa (12/3) hadir Sonny Valentino Tulung. Pria yang melejit saat membawakan kuis Family 100 ini kembali bakal maju sebagai caleg PDI-P meski lima tahun lalu gagal maju ke Senayan dari daerah pemilihan Sulawesi Tenggara. “Pemilu 2014 saya maju dari Sulawesi Utara. Saya tak kapok, karena sebenarnya saya ini aktivis. Jadi artis itu kecelakaan,” kata mantan pentolan GMNI dari kampus IISIP, Lenteng Agung itu.

Sonny, yang kini jadi pengusaha properti dan banyak jadi bintang iklan menyatakan, panggilan utamanya untuk memperbaiki bangsa. “Saya ingin berbuat untuk Dapil saya, Sulawesi Utara,” kata pria kelahiran Jakarta, 12 Desember, 46 tahun silam ini.
Alasan serupa juga disampaikan Putri Nere. “Rasa cinta saya yang begitu besar pada tanah asal saya, Papua, membuat saya ingin memberikan perubahan pada masyarakat Papua,” kata gadis bernama lengkap Augusthine Ariella Nere itu.

Jangan apriori

Putri Nere dan Sonny Tulung sebelum on-air dialog.  Tantangan caleg artis, membuktikan kompetensi, bukan sekadar bikin ramai pemilu.
Putri Nere dan Sonny Tulung sebelum on-air dialog. Tantangan caleg artis, membuktikan kompetensi, bukan sekadar bikin ramai pemilu.

Putri Nere merupakan anak dari pemain sepakbola era 1980-an, Rully Nere. Pada 2005 ia membintangi film Di Timur Matahari yang mengambil latar Tanah Papua. Putri menolak anggapan kalau caleg dari kalangan artis cenderung dianggap glamour dan tidak membumi dengan masyarakat kebanyakan. “Bagaimanapun, saya berasal dari rakyat bawah juga. Saya bisa mendengar aspirasi masyarakat, sehingga bisa menjadi pembeda dibandingkan yang lain,” kata Miss Persahabatan dari ajang Miss Indonesia 2006 ini.

Putri menyampaikan keprihatinannya terhadap Papua. Surga kecil dengan sumber daya alam kuat, namun sangat kurang terperhatikan secara infrastruktur. “Saat syuting di Kabupaten Lani Jaya, saya melihat bagaimana pendidikan Papua sangat tertinggal. Di sana ada sekolah, tapi gurunya tak ada. Padahal potensi mereka besar sekali,” kata Duta Transmigrasi 2010.

Terhadap penyelesaian konflik Papua, Putri menekankan perlunya penyelesaian melalui cara kebudayaan. “Harus ada celah khusus mendekati orang Papua, yang dari luar terlihat keras, padahal sebenarnya kami ini lembut. Mereka juga berhak atas perubahan kesejahteraan,” kata perempuan berdarah Papua-Solo itu.

Sonny meminta agar masyakarat tak apriori terhadap calon legislator dari kalangan artis. “Ini hubungan timbal balik, artis dan partai politik saling membutuhhkan. Kasih kesempatan dululah, kalau memang tak terpilih ya sudah selesai,” kata penggemar olahraga catur itu.

Soal dana kampanye, Sonny tak mengungkapkan berapa besar logistik dana yang disiapkan. “Dana itu tak banyak, yang penting terjun langsung. Saya tak mau ada politik uang. Kalaupun ada sponsor yang bantu, tak ada kontrak politik dengan mereka,” kata pria yang pernah menulis buku kiat sukses menjadi presenter televisi ini.
Masuk politik atau menjadi caleg adalah hak semua orang, termasuk selebritas. Waktu serta publik juga yang akan menguji, benarkah mereka kompeten dan layak menjadi representasi rakyat di parlemen, atau hanya menjadi pemanis pesta demokrasi saja…

Leave a Reply

Your email address will not be published.