Notice: Undefined index: host in /home/jojr5479/public_html/wp-content/plugins/wonderm00ns-simple-facebook-open-graph-tags/public/class-webdados-fb-open-graph-public.php on line 1020
ITULAH GAMBARAN DUA KALI EMPAT PULUH LIMA MENIT NAN MENDEBARKAN/ DALAM PERTANDINGAN MENENTUKAN ANTARA DUA TIM PAPAN ATAS LIGA INGGRIS//
TAMPIL DALAM SEMANGAT EMOSIONAL JELANG SEPEREMPAT ABAD TRAGEDI HILLSBORORUGH/ PARA PEMAIN LIVERPOOL MENYELESAIKAN PARTAI PENTING INI DENGAN TIGA POIN PENUH//
MESKI HANYA MENANG TIPIS LEWAT GOL TUNGGAL DEMBA BA/ CHELSEA MEMBAWA PULANG SATU POIN DARI WALES//
MELAWAN SWANSEA CITY YANG BERMAIN SEPULUH ORANG SELAMA TIGA PEREMPAT PERTANDINGAN/ CHELSEA BEROLEH TIGA POIN/ HINGGA TERKOLEKSI TUJUH PULUH LIMA ANGKA/ DARI TIGA PULUH EMPAT PERTANDINGAN//
Pasca pemilu, berita yang paling ramai adalah soal caleg yang kecewa karena tak terpilih. Padahal modal yang keluar tidaklah sedikit.
Pileg alias pemilu legfislatif 2014 telah usai. Kini berita yang marak muncul di media yakni caleg-caleg kecewa karena perolehan suaranya tak sesuai harapan. Macam-macam saja ulahnya.
Anak-anak ikut kampanye, kerap jadi topik seksi liputan kampanye.
Partai Gerakan Indonesia Raya alias Gerindra menuai sukses besar pada kampanye akbarnya di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Maret lalu. Tanda-tanda partai ini akan meraup suara banyak juga terlihat, meski mungkin tak sampai diperkirakan bisa tembus tiga besar, termasuk mengalahkan sang juara bertahan.
Bermodal maksimal, hasil yang diraih partai Hanura justru minimal. Tak ada surprise berarti dalam perolehan suara pemilu legislatif. Begitupula liputan kampanye ini. Seharusnya bisa menampilkan unsur “kejutan”.
Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) memiliki modal lebih dari cukup untuk sekadar melewati ambang batas parlemen 3,5 persen. Apalagi masuknya konglomerat sekaligus mogul media Hary Tanoesoedibjo ke partai bernomor sepuluh ini pada Februari 2013 menjadi suntikan kekuatan berarti. Ya finansial, ya pengaruh publik lewat kekuatan media. Berselang lima bulan, Hary Tanoe yang baru saja lompat dari Partai Nasdem pun didapuk menjadi Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Hanura. Pada bulan Juli tahun lalu juga, pasangan Wiranto-Hary Tanoe dideklarasikan sebagai duet capres-cawapres dari partai ini. Hanura menjadi partai peserta pemilu satu-satunya, yang mengusung paket pemimpin eksekutif pada pemilu legislatif 9 April.
Menjadi tiga besar pemenang pemilu versi hitung cepat, tak salah Partai Gerindra pasang sikap “keep calm and smiling”.
Di antara spanduk yang ada di Stadion Utama Gelora Bung Karno saat kampanye Partai Gerakan Indonesia Raya Maret lalu, sebuah kain rentang tampil berbeda. “Tetap Tenang Tetap Senyum, Gerindra Pasti Meanng”, begitu tulisan yang menjadi latar Danielisa Putriadita saat stand-up di sela-sela orasi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
CHELSEA SUKSES MENGAMBIL ALIH PUCUK PIMPINAN KLASEMEN LIGA INGGRIS PEKAN KE TIGA PULUH TIGA/ MESKI HANYA SEHARI SEMALAM//
BERMAIN DI KANDANG SENDIRI/ STAMFORD BRIDGE LONDON/ MOHAMED SALAH DAN KAWAN KAWAN / BANGKIT DARI LUKA MENYAKITKAN/ SAAT DITEBAS CRYSTAL PALACE/ SEPAKAN SEBELUMNYA//
Galau. Satu kata itu yang tepat untuk mendeskripsikan suasana hati partai banteng moncong putih. Perolehan suara tak sesuai proyeksi jadi masalahnya.
Target PDI-P menang tebal bersama Joko Widodo sebagai calon presiden urung terlaksana. Tertatih-tatih menyentuh 20 persen perolehan suara nasional, membuat PDI Perjuangan harus berpikir keras lagi untuk pencalonan capres, siapa koalisi yang digandeng, dan siapa calon wakil presidennya. Jum’at (11/4) malam, usai pertemuan mendadak dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Sukarnoputri, Jokowi menyatakan, pihaknya telah menginventarisir, setidaknya ada nama lima calon wakil presiden.
Sejak awal, partai ini tak terlalu ngotot menjagokan ikonnya sebagai calon presiden. Siapa sangka, kini Nasdem menjadi penentu bisa tidaknya PDI-P maju ke kontestasi pemilihan presiden.
Sejarah Nasdem diawali dari dibentuknya organisasi massa bernama Nasional Demokrat, yang menjadi rumah baru Surya Paloh setelah kalah dalam Munas Partai Golkar di Riau, 2009. Meski saat itu Paloh belum benar-benar keluar dari Partai Golkar, bayangan bahwa ormas ini bakal menjadi sebuah partai baru bukannya tak ada.