Contoh liputan kegiatan sebelum acara utama berlangsung. Belum yang banyak bisa dieksplorasi kecuali visual kedatangan massa kampanye.
Jurnalisme meliput sebuah even, seperti juga laporan sepakbola, ada liputan preview, jalannya pertandingan dan pasca pertandingan. Liputan acara akbar pun bisa demikian. Amalta Rifani memilih melakukan liputan sebelum acara. Sah-sah saja, karena dalam siaran live di program bulletin televisi ini juga bisa terjadi. Katakanlah saat Liputan 6 Siang, Kompas Siang, atau Seputar Indonesia Siang tayang tengah hari, acara kampanye belum dimulai, maka presenter di studio akan meminta reporter menggambarkan bagaimanasituasi terkini saat itu. Baik gambaran naratif maupun visualnya.
Itulah yang dipilih Amalta Rifani. Ia menyampaikan bagaimana situasi Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, pukul 9 pagi, sekitar dua jam sebelum acara puncak kampanye Partai Gerakan Indonesia Raya berlangsung.
Sisi positif liputan ini, Amalta tampil amat percaya diri. Dengan jas almamater, ekspresinya menatap kamera nyaris tanpa nervous. Kata-kata pun mengalir lancar dengan outline dari kertas kecil di depannya. Pun visual perarakan peserta kampanye Gerindra sesekali hadir menjadi insert. Kualitas gambar yang dihasilkan juga sangat tajam, meski head room (jarak batas atas antara kepala dan layar) terasa amat sempit. Tapi no problem at all, toh pengambilan gambar itu dilakukan orang lain, jadi tak terlalu masuk dalam penilaian.
Sisi kekurangannya, selain dalam pasca produksi kurang menyertakan CG, juga dari konten utamanya sendiri. Dengan hadir terlalu pagi, tak banyak ‘belanjaan’ bisa didapatnya. Eksplorasi lebih kuat bisa dilakukan saat stand-up sebelum acara dilakukannya di lokasi front stage, depan panggung utama yang akan dipakai pidato para juru kampanye maupun pengisi acara hiburan. Misalnya, sembari Amalta berkata, “Di sinilah nanti calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto akan menyampaikan orasi politiknya.” Juga menjadi pertanyaan, mengapa Amalta tak ‘mengambil’ satu saja di antara ribuan orang yang lewat di belakangnya, sebagai narasumber untuk diwawancarai.
Pengalaman liputan
Amalta berkisah, salah satu kendala yang dialaminya dan kawan-kawan pada 23 Maret saat datang 2 jam lebih awal untuk sampai di tempat acara. “Sesampainya saya dan ketiga teman saya di daerah Senayan, hujan pun mengguyur ibukota,” kisahnya.
Ia berkisah, sesampainya kami di Stadion Gelora Bung Karno, mereka mulai mencari pintu stadion yang terbuka agar dapat masuk ke dalam di mana kampanye akan diselenggarakan. Beberapa pintu ternyata tidak dibuka begitu saja dan masih dijaga ketat. “Namun karena kami sekelompok memakai jaket almamater dari UMN, para petugas mempersilahkan saya dan ketiga teman saya untuk dapat masuk melewati pintu II stadion GBK,” kenang Amalta.
Amalta memaparkan, dari awal kedatangan+, sudah terkumpul ide-ide untuk meliput apa saja yang menjadi laporan menarik untuk tugas Jurnalistik TV. “Syukur, liputan yang kami lakukan terlaksana dengan lancar meskipun banyak pengalaman unik dan menarik yang menghiasi kegiatan kami dalam menyoroti kampanye Partai Gerindra,” kisahnya.
0 Replies to “Liputan Preview, Liputan yang Terlalu Pagi”